Ana

Senin, 27 Maret 2017

Abalone Tua yang Mahal




            Makanan khas Imlek konon akan lebih baik kalau harganya mahal dan cara pembuatannya ribet. Makin mahal dan makin ribet, artinya akan makin banayk rezeki yang didapat oleh orang yang memakannya dan orang yang menyajikannya. Salah satu makanan yang membuat saya cukup terkesan adalah abalone.

            Pada saat disajikan, abalone bentuknya mirip jamur besar yang dipotong-potong. Saya memang menduga bahwa makanan itu adalah jamur. Teman semeja saya ada juga yang mengiranya rebung. Kami baru sama-sama mengangguk saat tuan rumah kami, seorang pakar makanan, mengatakan bahwa itu adalah abalone. Lebih tepatnya abalone yang umurnya sudah puluhan tahun. Makin tua umurnya, makin baik. Karena itu mencerminkan panjang umur.

            Saat itu, saya tidak tahu seperti apakah abalone itu sebenarnya. Setelah disebutkan umurnya, saya langsung terbayang makhluk hidup. Apakah abalone termasuk flora? Atau termasuk fauna? Apakah berbentuk buah? Atau kayu? Ah, banyak, deh, pertanyaannya.

            Abalone yang disajikan itu dipadukan dengan sayur bersaus gurih manis. Abalone-nya sendiri rasanya tawar. Teksturnya kenyal. Rasa makanan itu didapat dari bumbu dalam sausnya. Sambil menikmati abalone yang nikmat itu, saya berniat untuk mencari tahu tentang makanan yang paru pertama kali saya santap ini.

            Abalone ternyata makhluk seperti kerang yang hidup di laut. Fauna yang termasuk mollusca ini hidup di berbagai belahan dunia, terutama yang beriklim sejuk. Abalone memang kerap dijadikan bahan makanan. Di Jepang, abalone juga dijadikan sashimi. Di tiongkok, makanan ini juga menjadi menu makanan. Salah satunya yang saya santap dalam acara makan Imlek itu.

            Sekarang sudah banyak orang yang berternak abalone. Dari info yang saya baca di internet, ternak abalone yang paling banyak berada di Australia. Australia adalah pengekspor terbesar abalone. Mungkin suatu saat nanti saya akan berkunjung ke sana. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini