Desa
Sungai Tabuk di Kabupaten Sukamara adalah desa nelayan rajungan. Ya, mereka
adalah nelayan yang khusus menangkap rajungan, “adiknya” kepiting. Rajungan
bentuknya seperti kepiting. Yang membedakan adalah kulitnya yang lebih lunak
dan dagingnya yang lebih sedikit.
Saya
tertarik saat mendengar mereka hanya menangkap rajungan. Bagaimana caranya mereka
tahu bahwa yang mereka tangkap adalah rajungan? Bagaimana kalau jala mereka
menangkap yang lain-lain juga?
Saya
menemui seorang nelayan di muara Sungai Tabuk. Muara sungai itu dipenuhi oleh
kapal-kapal nelayan saat sore hari. Kapal-kapal itu sudah kembali dari laut
sejak siang hari. Di sore hari, hampir semuanya sudah kembali ke sarangnya, di
muara Sungai Tabuk.
Nelayan
itu menjawab pertanyaan saya dengan kisah hidupnya. Ia juga adalah nelayan
rajungan di pesisir pantai Kalimantan Tengah yang menghadap Laut Jawa itu.
Kehidupannya sebagai nelayan dimulai saat ia menikahi putri seorang nelayan.
Ayah mertuanya yang kemudian mengajarkannya cara mencari rajungan.
Rajungan
hidup di dasar laut. Karena itu jala untuk menangkap rajungan harus mencapai
dasar laut. Jala itu tidak terlalu lebar. Paling-paling lebarnya hanya sekitar
1 meter. Ada pemberat yang digunakan supaya jala itu tetap berada di dasar
laut. Jala yang ditebar kemudian ditinggalkan selama beberapa jam.
Hasil yang mereka dapatkan tak tentu. Kadang-kadang
banyak, kadang-kadang sedikit. Apabila sedang ada badai, maka rajungan yang
tertangkap banyak. Sepertinya rajungan itu keluar dari tempat persembunyiannya.
Saat keadaan laut sedang tenang, rajungan berada di tengah laut, sehingga susah
ditangkap.
Rajungan hasil tangkapan para nelayan langsung
diproses tak lama setelah tiba di pelabuhan. Rajungan-rajungan itu dipilih
berdasarkan ukuran dan juga kualitasnya, kemudian dibersihkan. Ada beberapa
rajungan yang dibiarkan hidup dan dijual dalam keadaan hidup. Rajungan hasil
tangkapan itu kemudian dijual ke pasar sampai ke daerah lain.
Saat saya datang sore itu, tidak ada seekor pun
rajungan yang tersisa untuk saya cicipi. Rajungan yang berkualitas baik dijual.
Sebagiannya ada yang menjadi bahan makanan keluarga. Sampai catatan ini dibuat,
saya belum sepmat mencicipi rajungan tangkapan nelayan Desa Sungai Tabuk. {ST}