Hari-hari
menjelang Pemilu 2019 terasa cepat sekaligus lambat. Terasa lambat bagi yang
menantikan datangnya pemilu tanggal 17 April 2019 itu. Terasa cepat bagi yang
belum menyelesaikan urusan menjelang pemilu, misalnya kampanye.
Hari-hari
menjelang pemilu dinobatkan sebagai hari tenang, tidak boleh ada kampanye. Hari
tenang itu dimulai sejak hari Minggu, 14 April 2019. Sehari sebelumnya, Sabtu 13
April 2019 adalah kampanye terakhir.
Pada
masa tenang itu, semua alat peraga kampanye harus dilepas. Daerah-daerah umum
harus dibersihkan dari semua alat peraga kampanye baik itu untuk calon
presiden, calon legislatif, dan juga partai-partai pendukungnya.
Saya
sangat senang di masa tenang ini. Akhirnya lingkungan saya kembali bersih dari
spanduk dan poster para caleg yang bertebaran tanpa aturan. Namun, ketenangan
itu tidak terlalu berlaku di dunia maya. Masih saja banyak orang yang kampanye
di masa tenang ini. Kebanyakan kampanye hitam. Beberapa di antaranya ada yang
mampir di telepon genggam saya juga. Berita-berita ini kebanyakan tidak saya
baca. Ada juga yang saya baca asal-asalan saja. Pada akhirnya, saya membuang
semua berita tentang kampanye hitam itu.
Tanggal
17 April yang jatuh di hari Rabu itu disambut gembira oleh orang-orang yang
merindukan libur. Libur itu berlanjut lagi pada hari Jumat yang bertepatan
dengan Jumat Agung. Artinya ada 2 hari libur yang berdekatan. Banyak yang
mengambil kesempatan ini untuk berlibur ke luar kota. {ST}