Saat
berkendara menggunakan kendaraan umum, selalu ada tempat duduk yang dikhususkan
untui penumpang prioritas. Tempat duduk ini biasanya warnanya berbeda dan lebih
cerah. Ada yang berwarna merah, oranye, dan kuning.
Tempat-tempat
duduk ini khusus untuk penumpang prioritas. Yang dimaksud penumpang prioritas
adalah orang yang sudah kanjut usia, sedang hamil, ibu yang membawa anak kecil,
dan orang yang difabel.
Tempat
duduk ini boleh diduduki oleh orang “normal” apabila tidak ada orang yang
termasuk dalam kategori prioritas itu. Namun, apabila ada orang yang
diprioritaskan, tempat duduk itu harus segera diberikan pada yang berhak, yaitu
yang diprioritaskan. Begitulah idealnya.
Akan
tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Kursi prioritas kadang-kadang tetap
diduduki oleh orang “normal” walaupun di dalam kendaraan yang sama ada orang
yang harus diprioritaskan. Nah, di sinilah petugas dalam kendaraan harus
bertindak. Dalam bus transjakarta, ini menjadi bagian dari tugas kondektur.
Kondektur harus membantu orang-orang yang diprioritaskan itu untuk mendapatkan
tempat duduk.
Dalam
praktiknya sehari-hari, ternyata ada saja kendalanya. Saya mengetahuinya karena
saya cukup sering menggunakan bus transjakarta. Kadang-kadang kondektur tidak
tega(s) atau tidak berani membangunkan orang yang menduduki kursi prioritas
walaupun dia tidak berhak.
Ada
pula kalanya kondektur menganggap kursi biasa, biasanya kursi-kursi sebelah
depan, sebagai kursi prioritas. Akibatnya orang yang duduk di kursi-kursi depan
itulah yang diminta memberikan tempat duduknya. Sementara kursi prioritas yang
letaknya di sebelah belakang, dibiarkan diduduki oleh orang yang tak berhak.
Banyak
pula orang yang sepertinya kurang paham tentang kursi prioritas. Kalau yang ini
tergantung kepedulian orang, ya… Di setiap kendaraan umumnya sudah dicantumkan
keterangannya. Keterangan itu biasanya dilengkapi dengan gambar, bukan tulisan
panjang-panjang yang biasanya tidak dibaca orang. Namun, tetap saja masih
banyak orang yang sepertinya tidak peduli.
Menghormati
orang tua adalah budaya baik yang ada di seluruh dunia. Budaya menghormati
orang tua itu bahkan sangat mengakar di budaya timur, termasuk Indonesia.
Memberikan kursi prioritas kepada orang lain yang lebih tua tentunya menjadi
bagian dari itu.
Yang
agak susah sepertinya untuk perempuan yang hamil. Tidak semua perempuan hamil
terlihat hamil. Ada juga perempuan yang perutnya gendut dan dikira hamil. Saya
pernah juga dikira hamil dan hampir diberikan tempat duduk prioritas he he he…
Perempuan yang hamil pun kadang-kadang tidak melaporkan keadaannya yang sedang
hamil. Mungkin karena kesannya seperti minta dikasihani atau pernah ditolak
sebelumnya. Nah, yang kaya gini perlu bantuan dari orang-orang lain di
sekitarnya.
Saya
pernah menulis artikel tentang kursi prioritas di angkutan umum. Saya harap
artikel ini dapat memberi pengetahuan kepada yang belum tahu. Bagi yang sudah
tahu tetapi lupa atau pura-pura lupa, menjadi diingatkan kembali. {ST}
Baca juga: