Bumbu
yang dihaluskan menjadi bagian dari aneka masakan di dunia, apalagi masakan
Indonesia. Yang jelas, masakan Indonesia yang saya kenal dan pernah dibuat di
dapur rumah kami hampir semuanya dihaluskan. Menghaluskannya tidak sembarangan,
harus menggunakan ulekan.
Konon katanya, bumbu yang dihaluskan
dengan menggunakan ulekan + cobek akan lebih enak dibandingkan dengan yang
dihaluskan dengan blender. Saya sendiri belum sempat untuk membandingkannya.
Yang jelas, begitulah yang terjadi di rumah kami. Karena itu, sebanyak apa pun
masakan di rumah kami, cobek dan ulekan selalu menunjukkan perannya.
Bukannya sombong, saya termasuk
orang yang cukup jago menggunakan cobek. Keahlian ini saya dapatkan karena
cukup terlatih mengulek. Setiap kali ada acara masak bersama, saya sering
mendapatkan tugas mengulek. Entah itu mengulek sambel atau bumbu. Untuk tugas
lainnya, saya kurang mahir. Sreng sreng di depan kompor hanya untuk orang-orang
yang ahli saja. Sedangkan saya, dari dulu nggak naik-naik pangkat. Kalau nggak
jadi tukang kupas bumbu, jadi tukang ulek. Sekali lagi, jago itu bukan karena
sombong, lo.
Ketika berada di sebuah rumah di
Kabanjahe, saya berniat membantu mengulek serai yang akan kami makan bersama
ikan goreng. Makanan ini sebenarnya adalah makanan khas Dayak yang sengaja mau
kami perkenalkan kepada tuan rumah yang sudah berbaik hati menampung kami.
Saya, yang merasa jago mengulek, langsung saja mengambil posisi mengulek.
Cobek yang kami gunakan bentuknya
biasa saja. Yang luar biasa adalah ulekannya. Ulekannya bentuknya bulat. Jadi
kalau mau mengulek, tangan harus menggenggam bulatan itu. Aneh rasanya.
Keahlian saya mengulek mendadak menurun dengan menggunakan peralatan ini.
Tangan saya berkali-kali pegal sampai saya harus berganti tangan beberapa kali
untuk menghaluskan serai itu. {ST}