Salah
satu jajanan favorit saya adalah gorengan. Jajanan ini sering menemani
hari-hari saya selama bertahun-tahun. Saya tahu, sebenarnya tidak cukup banyak
manfaat gorengan bagi tubuh. Apalagi bila menggorengnya menggunakan minyak yang
sudah berkali-kali digunakan. Karena itu, saya mulai membatasi beli jajajan
gorengan.
Walaupun
begitu, saya masih saja tertarik dengan jajanan gorengan di mana pun saya
berkunjung, termasuk di Jogja. Di Jogja, tepatnya di ujung gang dekat rumah
sepupu saya di daerah Sorogenen, ada penjual gorengan yang dagangannya selalu saya
beli setiap kali datang ke sana. Gorengannya enak, matangnya pas. Apalagi kalau
dimakan saat panas-panas, tak lama setelah matang.
Menurut
beberapa kenalan, rahasia di balik rasanya yang enak itu adalah cara
memasaknya. Gorengan ini dimasak di atas kompor tungku yang menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakarnya. Kayu bakar itu dipercaya membuat makanan lebih
enak dan wangi. Memang, bahan bakar lainnya, terutama minyak tanah dan gas,
sering membuat aroma makanan berubah.
Penjual
gorengan ini selama bertahun-tahun setia menggoreng dengan menggunakan tungku
berbahan bakar kayu. Sebagai akibatnya, waktu yang digunakan untuk menggoreng
cukup lama. Untuk mendapatkan sejumlah gorengan, tak heran diperlukan waktu
lebih untuk menunggu dan antri. {ST}