Terminal bus Rawamangun terlihat
sangat berbeda dengan yang saya lihat terakhir kali. Saya memang jarang
berkunjung ke terminal bus yang satu ini. Rasanya sudah beberapa tahun tidak
menginjakkan kaki ke sana. Itu pun bukan sebagai
pengguna busa, tetapi sebagai penikmat bakso.
Terminal
ini dilengkapi dengan gedung baru dan beberapa fasilitas di dalamnya. Ada beberapa tempat makan dan ada juga toserba kecil. Bagunan pendukung
ini terlihat lebih megah dan modern. Dugaan saya, toilet itu tentunya juga
dilengkapi dengan toilet yang bagus dan bersih. Menurut pemandangan saya,
gedung terminal itu cukup keren.
Gedung yang terlihat keren itu karena gedung itu baru saja dibangun.
Pembangunannya baru selesai di tahun lalu, tahun 2015. Walaupun terlihat keren,
terminal ini ternyata memiliki beberapa kejanggalan yang membuat Ahok, Gubernur
DKI Jakarta, menjadi kesal. Itu juga baru saya ketahui ketika membaca berita online.
Kejanggalan pertama adalah jalan masuknya yang menikung tajam. Jalan masuk
seperti ini sangat menyulitkan bus berbadan besar untuk masuk. Perlu supir
dengan keahlian tinggi supaya dapat melewati jalan masuk itu tanpa berkali-kali
bolak-balik. Kejanggalan berikutnya adalah adanya bangunan Dinas Perhubungan di
tengah lintasan bus. Bus harus sedikit membelok supaya tidak tertabrak bangunan
ini.
Satu hal lagi yang dianggap aneh adalah sempitnya lorong ketika memasuki
jalur bus. Lorong ini membuat bus besar tidak bisa bergerak dengan leluasa. Hanya
bus berukuran metromini yang dapat bergerak bebas. Tak heran kalau Ahok sampai
kesal. Tanpa kesalahan sebesar itu saja Gubernur DKI Jakarta ini galak sekali,
apalagi melihat hasil kerja seperti itu. Apalagi renovasi terminal ini perlu
biaya Rp 47 miliar. {ST}