Harga BBM di Indonesia dinilai
cukup murah bila dibandingkan dengan harg aminyak dunia. Harga murah dan tetap
ini karena pemerintah memberikan subsidi. Subsidi ini kabarnya sebesar ratusan
triliun rupiah. Banyak sekali. Dana sebanyak itu untuk menalangi penggunaan
bahan bakar minyak yang digunakan oleh pengguna kendaraan. Lebih dari 70% di antaranya
adalah kendaraan pribadi
Pengguna kendaraan pribadi
kebanyakan adalah pemilik kendaraan tersebut. Mereka mampu membeli mobil atau
sepeda motor. Bisa diasumsikan kalau mereka sudah bisa pula memenuhi kebutuhan
akan makanan dan tempat tinggal. Mereka cukup mampu. Cukup sejahtera! Rasanya
kalau subsidi ratusan triliun diberikan kepada golongan ini, tidak adil juga.
Masih banyak warga yang tidak memiliki makanan, pakaian dan tempat tinggal.
Subsidi ini, konon kabarnya akan
dialihkan menjadi aneka tunjangan, bantuan (atau apa deh namanya), yang
ditargetkan untuk diterima oleh orang-orang yang kurang mampu. Ada yang untuk
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Selama ini yang paling terkenal
adalah untuk pendidikan, kesehatan, dan bantuan langsung tunai.
Menurut saya, subsidi itu
sebaiknya digunakan untuk investasi di bidang transportasi, terutama
transportasi masal, yang bisa mengangkut banyak orang. Orang-orang yang
merasakan dampak kenaikan BBM, dalam hal ini para pemilik kendaraan pribadi,
dapat pula merasakan hal ini. Jadi, orang-orang dan pengusaha yang terkait
dengan BBM bisa sedikit terhibur bila subsidi yang “dirampas” dari mereka akan
kembali lagi ke mereka.
Namun keputusan tidak berada di
tangan saya. Pendapat saya mungkin berat sebelah dan sedikit egois mengingat
saya sebagai pengguna kendaraan pribadi juga terkena dampak langsung dari
perubahan harga ini. Semoga saja pengalihan subsidi itu tidak dikorupsi oleh
orang-orang yang dipercaya mengelola uang negara ini. {ST}