Bobo,
majalah anak yang sudah berusia 40 tahun itu, ternyata berpengaruh banyak bagi
banyak orang. Majalah Bobo menjadi teman tumbuh bersama. Anak-anak yang dulunya
membaca majalah ini, sekarang sudah banyak yang dewasa.
Ketika berkunjung ke Kabanjahe, saya
melihat beberapa stiker dari Majalah Bobo. Teringat pada masa kecil saya
sendiri, saya juga suka menempelkan stiker-stiker itu di lemari atau meja
belajar. Teringat pula ketika saya sangat bersukacita dengan bonus yang
nilainya tidak seberapa itu.
Ketika mendengar cerita kakak-kakak
yang dulu menempelkan stiker di lemari itu, saya mendengar cerita yang mirip
dengan pengalaman saya. Mereka juga sangat senang ketika di majalah anak itu
ada bonus stikernya. Bahkan sampai terjadi perebutan stiker antar saudara.
Seru!
Saat ini, rasa sukacita mendapat
stiker itu sudah berkurang. Saya cukup sering mendapat stiker dari Bobo, dan
rasanya…biasa aja. Mungkin karena saya sudah tahu berapa nilai dari stiker itu.
Atau…mungkin juga karena saya mendapatkannya dengan gratis. Tidak perlu beli
majalah atau rebutan dengan saudara. {ST}