Ketika hari besar
keagamaan mendekat, kebanyakan orang banyak yang kembali mengingat ajaran
agamanya. Kembali mengingat Tuhannya. Hari besar keagamaan yang biasanya
diperingati setiap tahun ini seakan menjadi momen untuk mengingatkan kembali
kepada para pemeluknya.
Pada
saat seperti inilah orang-orang mulai beraksi mengamalkan ajarannya. Entah
karena memang panggilan hati nurani dengan maksud yang suci atau hanya karena
supaya dianggap orang baik oleh orang lain.
Memang
sudah selayaknya orang yang berbuat baik mendapatkan sambutan yang baik dan
juga nama baik. Orang-orang tak segan untuk memberikan pujian dan sanjungan
bila bertemu dengan seorang yang berbuat amal. Ucapan terima kasih tentu saja
tak lupa diucapkan.
Tak
bisa dipungkiri, cukup menyenangkan rasanya ketika kita mendapat pujian dari
orang lain. Itu manusiawi dan bisa dimaklumi. Namun, kalau dikaitkan dengan
ajaran agama, kok, rasanya tidak ada agama yang mengajarkan untuk mengejar
pujian dan sanjungan. Suatu hal yang mebuat orang menjadi sombong. Sombong
rohani tepatnya.
Budaya
infotainmen saat ini lebih membuat orang-orang sombong rohani ini makin gencar
pamernya. Hampir tiap hari raya keagamaan, selalu saja ada yang memanfaatkannya
untuk memamerkan “kebaikan” yang sudah dilakukannya. Biasanya, saya tidak
pernah laam-lama memnonton saluran TV yang seperti ini. Menonton hal semacam
itu justru mengggoda iman saya untuk menghakimi orang-orang itu. {ST}