Seorang
teman saya mengajak untuk belajar tentang saham.
Pelajaran itu tidak dibawakan secara formal, namun dibawakan informal.
Lokasinya di mal. Lokasinya itulah yang membuat saya akhirnya datang ke sana.
Beberapa tahun yang lalu, saya
pernah mendapat pelajaran berharga yang sangat mahal tentang saham. Saya salah
dalam mengambil langkah investasi yang akibatnya bukannya untung, melainkan
buntung. Setelah kejadian itu, saya belum berani lagi berinvestasi saham.
Bahkan dapat dikatakan saya agak alergi dengan saham.
Acara itu adalah acara sosialisasi
saham kepada masyarakat. Selain sharing
forum, ada juga beberapa outlet yang menawarkan jasa pengelolaan saham.
Manajemen investasi istilahnya. Para sales person dari perusahaan-perusahaan
itu giat sekali menawarkan. Saya sampai gerah mendengarnya. Sampai-sampai saya
sempat ingin kabur saja.
Saya baru agak tenang saat sharing forum dimulai. Saya duduk agak
di depan karena bagian belakang sudah penuh. Saat sesi itu dimulai, saya tidak
terlalu antusias, apalagi pembicaranya bule. Menurut saya saat itu, bule dari
luar negeri belum tentu paham tentang investasi di Indonesia.
Ternyata kita memang tidak boleh
menghakimi orang hanya dari kelihatannya, ya. Don’t judge the book by its cover. Bule itu ternyata sudah cukup
lama tinggal di Indonesia. Ia juga fasih berbahasa Indonesia karena beristri
orang Indonesia. Yang paling penting, ia mengerti tentang investasi saham di
Indonesia.
Saya membuat beberapa catatan dari
sesi itu. Sayangnya saya belum bisa membagikannya di blog ini karena saya
menghilangkan catatannya. Yang paling saya ingat adalah perbedaan investor dan
trader. Seorang investor akan tetap menanamkan uangnya sampai menghasilkan
dividen, sementara trader akan melihat peluang untuk menjual atau membeli saat
melihat pergerakan harga.
Saat mendengar itu, saya baru sadar
bahwa sebelumnya yang saya kira sebagai investor sebelumnya adalah trader.
Sementara manajer investasi yang dulu pernah berhubungan dengan saya itu adalah
manajer trader. Dia mengambil peluang transaksi saya. Dia juga mengambil
peluang dari ketidaktahuan saya. Saya berjanji hal seperti ini tidak akan
terulang lagi.
Salah satu referensi dari si bule
yang saya tidak ingat namanya itu, adalah kisah Warren Buffet. Warren Buffet
adalah salah satu investor terkaya di dunia saat ini. Kami semua, yang hadir
dalam forum itu, disarankan untuk membaca kisah hidupnya. Saya, sih, sudah
membeli bukunya, namun saya belum selesai membacanya. Semoga setelah
membacanya, saya akan mendapatkan pencerahan tentang investasi dan ikut
berperan. {ST}