Sabtu Sunyi tahun 2016 jatuh di
tanggal 26 Maret 2016. Sabtu ini benar-benar saya lewatkan di tempat yang
sunyi, di taman pemakaman. Tepatnya di makam kakek saya di Palangkaraya.
Di Palangkaraya ada tradisi
menjelang Paskah. Pada hari Sabtu sebelum Minggu Paskah, orang-orang Kristen di
kota ini berziarah ke makam keluarganya. Seperti umumnya ziarah, mereka
menaburkan bunga dan menyalakan lilin. Yang berbeda, mereka menunggui makam sampai
subuh menjelang. Kemudian dilanjutkan dengan kebaktian subuh. Paskah Subuh.
Tradisi ini sepertinya hanya ada di kota ini.
Kakek saya adalah seorang pahlawan.
Dia tidak hanya menjadi pahlawan bagi keluarganya. Kakek yang saya panggil Bue
itu bahkan mendapat gelar pahlawan nasional dari negara yang dibela dan
dicintainya ini. Bue dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Taman makam ini lebih
sepi bila dibandingkan dengan taman pemakaman umum.
Malam hari itu, saya berjaga-jaga
bersama dengan keluarga lainnya. Saya tidak bisa tidur. Entah karena saya
meminum kopi atau karena badan saya memang fit, saya tidak merasakan kantuk
sama sekali. Akhirnya saya membaca Alkitab yang saya bawa di tas. Pembacaan itu
rasanya lebih mengena dan menyerap karena dibaca saat sepi. Hanya ada suara
kodok dan jangkrik yang sesekali terdengar. Benar-benar Sabtu Sunyi yang sunyi.
{ST}