Rambutan
di depan rumah kami berbuah ketika kami pulang kampung di akhir tahun 2014 yang
lalu. Pohon rambutan yang tidak terlalu tinggi itu terlihat menghasilkan buah
yang banyak. Buah-buah itu berwarna merah cerah.
Keponakan
saya si Azarel baru kali itu melihat pohon rambutan yang sedang berbuah. Dia
sangat senang waktu dibolehkan ikut memetik buahnya. Beberapa kali saya
mengangkat tubuhnya supaya dia bisa mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Dia
sangat senang karena berhasil memetik banyak rambutan.
Saya
dan adik-adik juga merasa senang bisa panen rambutan bersama. Semut rangrang,
penghuni pohon rambutan itu, tidak membuat kami takut. Sukacita mengalahkan
ketakutan pada semut yang gigitannya menyengat itu. Panen rambutan bersama
keponakan kali itu sangat berkesan bagi saya. {ST}