Raja
Salman dari Arab Saudi datang ke Indonesia pada tanggal 1 – 9 Maret 2017.
Kedatangannya menjadi perhatian banyak orang. Kedatangan raja dari Arab Saudi
ini sangat bersejarah, karena selama ini Indonesia baru pernah sekali didatangi
oleh Raja Arab Saudi. Sebelumnya, Raja Fahd pernah datang pada tahun 1962,
disambut oleh Presiden Soekarno.
Saya
turut memantau kedatangan Raja Salman lewat TV. Beberapa TV menayangkan breaking news saat Raja Salman mendarat
di Bandar Halim Perdanakusuma. Pasti saat itu jutaan orang menujukan
perhatiannya ke pintu pesawat yang membawa Raja Salman. Salah satu hal yang paling menarik adalah
tangga yang digunakan Raja Salman. Tangga yang menggunakan mesin itu dibawa
langsung dari Arab Saudi dan didatangkan beberapa hari sebelumnya.
Selain
tangga canggih itu, banyak hal lain yang menarik, antara lain penyambutan oleh
Gubernur DKI Jakarta, Bapak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Fotonya yang
sedang menyalami Raja Salman mendadak viral di dunia maya. Foto ini tak lama
kemudian telah ada yang mengeditnya dengan menambahkan orang lain yang
seharusnya tidak berada di situ.
Setelah
itu, saya tidak terlalu mengikuti lagi kegiatan Raja Salman selama berada di
Indonesia. Saya disibukkan oleh pekerjaan yang harus saya lakukan di luar
kantor. Pada hari kedua Raja Salman di Jakarta, tanggal 2 Maret 2017, saya
mendapat undangan ke sebuah SD. Dari tempat itu, saya nebeng mobil rekan untuk
menuju ke halte transjakarta. Saya turun lebih awal karena ruas jalan itu,
Jalan Sudirman, macetnya luar biasa.
Saat
berjalan menuju halte, saya bertemu dengan beberapa petugas keamanan yang
bersenjata lengkap. Tidak hanya dari Polri, tetapi juga dari Angkatan Darat. Sikap
mereka siaga, dan terus terang saja membuat saya agak gentar melangkah
mendekat. Saya berjalan pelan bersama dengan beberapa orang lain. Saya baru
merasa tak terlalu tegang saat seorang polisi tersenyum.
Saya
pun kemudian bertanya, “Ada apa, ya?”
“Raja
Salman mau lewat,” jawabnya dengan ramah namun tetap tegas.
Saya
menjadi bersemangat mendengarnya. Saya kemudian mendekat ke arah ruas jalan
yang akan dilalui oleh rombongan Raja Salman. Sangat mudah mengenali ruas jalan
mana yang dilalui. Ruas jalan itu kosong, sementara arah sebaliknya macet luar
biasa. Ruas jalan yang kosong itu adalah arah dari Semanggi menuju Monas.
“Berhenti
di sini,” tegur seorang petugas keamanan.
Petugas
itu mencegah saya berada di atas ruas jalan. Saya pun kemudian berhenti di
persimpangan jalan yang menuju ke halte. Dari tempat itu saya bisa mengamati
pinggir jalan. Di pinggir jalan banyak orang-orang yang melihat ke arah jalan.
Sepertinya mereka adalah orang-orang yang bekerja di perkantoran dekat situ.
Beberapa orang mengangkat telepon genggamnya seperti sedang memotret atau
merekam. Saya pun kemudian mengambil telepon genggam saya, kemudian merekamnya.
Rekamannya bisa dilihat di sini. {ST}