RPTRA (baca: erpetra) menjadi bagian
dari berita ibukota di tahun 2015 yang lalu. Gubernur DKI Jakarta, Ahok,
meresmikan cukup banyak RPTRA dengan bantuan CSR dari beberapa perusahaan. RPTRA
juga dicurigai sebagai sarana kampanye menjelang pemilihan gubernur pada tahun
2017. Nah, kalau yang ini, sih, bukan pandangan saya, lo.
Saya mengenal RPTRA juga belum lama
ini, kok. Tadinya saya kurang peduli, apalagi menggunakan singkatan yang banyak
konsonannya gitu. Males mengingatnya. Males juga rasanya mencari tahu makhluk
apakah itu sebenarnya.
Saya mengenal RPTRA pada kunjungan
saya ke Balai Kota Jakarta saat mendampingi anak-anak delegasi Konfa 2015. Saat
itu, bapak pejabat di sana menyampaikan tentang RPTRA, sebuah ruang terbuka
tempat anak-anak bisa bermain dengan aman. Di Jakarta, ruang terbuka sebagai ruang
bermain anak jumlahnya sangat terbatas. Di beberapa tempat, bahkan tidak ada
sama sekali. Anak-anak kecil banyak yang bermain di jalanan.
Waktu kunjungan itu, belum banyak RPTRA
yang diresmikan. Rasanya baru ada 3. Yang lainnya sedang dalm proses
pembangunan. RPTRA yang direkomendarikan untuk dikunjungi adalah RPTRA Cideng.
Rombongan kami tidak jadi mengunjungi RPTRA ini. Sampai sekarang pun saya belum
kesampaian mengunjungi RPTRA.
Konsep RPTRA itu bagus, lo. Di
tempat ini ada ruang terbuka untuk bermain bagi anak-anak, dilengkapi juga
dengan fasilitas permainannya. Ada juga ruangan serba guna yang bisa disewa
untuk hajatan warga. Ruang terbuka ini juga akan dilengkapi dengan wifi, bisa
internetan gratis. Ada juga RPTRA yang dilengkapi dengan taman baca. Keren,
kan?
Bermain di luar rumah dan
beraktivitas fisik itu penting bagi anak-anak. Mengenal lingkungan sekitar itu
baik bagi pertumbuhan anak-anak. Itu kalau dilihat dari mata orang dewasa. Bagi
seorang anak, bermain di ruang terbuka akan menjadi pengalaman yang
menyenangkan. Anak-anak juga bisa bertemu dengan anak-anak sebayanya.
Saya langsung memberikan dukungan
saya pada pembangunan RPTRA ketika melihat konsep yang dipaparkan oleh bapak
pejabat di Balai Kota itu. Mohon maaf, saya lupa namanya siapa. Hmm… Kalau mau
sih saya bisa mencari namanya di catatan resmi saya, tetapi kayanya enggak
penting-penting amat, yah. RPTRA yang menjadi nyata lebih penting.
Pak Gubernur memiliki rencana untuk
membuat ratusan RPTRA di seluruh penjuru DKI Jakarta. Anak-anak kecil dapat
beramin dengan aman di tempat ini. Saya menyambut rencana ini dengan riang.
Beberapa RPTRA bahkan sudah diresmikan di tahun 2015. Semoga saja fasilitas
yang bagus ini dapat terpelihara dengan baik, ya. Salah satu masalah terbesar
penduduk di Indonesia adalah kurang bisa memelihara. {ST}