Pundang adalah sebutan untuk ikan asin dalam bahasa Dayak Ngaju. Mengawetkan makanan dengan mengasinkannya sudah diketahui orang sejak lama, termasuk oleh Suku Dayak Ngaju di daerah Kalimantan Tengah. Yang diawetkan juga adalah ikan-ikan yang banyak terdapat di daerah tersebut. Ikan lais salah satunya. Ikan dengan bentuk tubuh tipis langsing ini memang hidup di sungai-sungai seluruh Kalimantan.
Ikan ini termasuk yang menjadi primadona di pasar ikan asin di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Harganya yang umumnya lebih tinggi dari ikan asin jenis lain, tidak menyurutkan pembeli untuk tetap membelinya.
Di Pasar Kahayan, pasar besar dengan bangunan modern di Kota Palangkaraya, ikan asin (pundang) jenis ini banyak dijual. Ikan yang dijual per kilo ini ada juga yang dijual per kemasan yang lebih praktis. Penjualan dalam kemasan dari mika itu lebih sering untuk memberi oleh-oleh bila berkunjung ke kota ini.
Proses pengeringan ikan dengan menggunakan panas matahari, bisa dilihat di sekitar pasar. Ikan bertubuh panjang tipis dengan warna keperakan diletakkan berjajar, dikelompokkan sesuai dengan ukurannya. Sesekali warna keperakan dari ikan yang belum terlalu kering memantulkan cahaya matahari. Selain terlihat menarik saat dijemur, ikan ini rasanya juga menarik. Selain diasinkan, ikan ini juga lezat bila dibakar atau digoreng. Silahkan dicoba saat tiba di Palangkaraya. {ST}