“Empat
pilar” adalah sesuatu yang cukup familiar bagi saya, atau mungkin juga seluruh
bangsa Indonesia yang sempat bersekolah di SD. Empat pilar selalu dihubungkan
dengan 4 pilar kebangsaan yang mengisi pelajaran PMP, PSPB dan IPS. Empat pilar
juga menjadi bagian untuk mendirikan bagunan. Bangunan yang paling sederhana
seperti pondok beratap kardus pun minimal memerlukan 4 pilar untuk
mendirikannya.
Ketika
saya melihat 4 pilar dari bahan tempe di pasar, otomatis perhatian saya teralih
pada “pilar” ini. Empat pilar tempe itu berdiri menanti pembeli. Wajah
ketertarikan saya tampaknya tertangkap oleh ibu penjual tempe, yang segera
bergegas mau mengemas keempat tempe itu. Namun, ibu itu harus kecewa, karena
saya hanya berminat memotretnya, bukan membelinya. {ST}