Pemadam kebakaran
adalah pahlawan bagi para korban kebakaran. Itu sudah pasti. Sosok damkar
sebagai pahlawan itu makin terkenal dengan banyaknya film yang menceritakan
kepahlawanan damkar. Bahkan ada film seri yang mengangkat kehidupan damkar di
Amerika. Saya pernah beberapa kali melihatnya. Pemainnya ganteng-ganteng!
Belum lama ini, saya
mendapat tugas untuk menulis tentang pemadam kebakaran. Tulisan ini akan dimuat
di majalah khusus anak-anak tempat saya numpang berkarya. Rencananya saya akan
mengunjungi stasiun pemadam kebakaran di dekat rumah, dan juga yang ada di
Jalan Matraman. Saya pernah melihat mobil-mobil damkar berukuran besar di situ.
Namun karena keterbatasan waktu, saya tidak jadi melakukannya. Saya mencari
bahan-bahan di perpustakaan dan menjelajah internet.
Dari hasil pencarian di
internet, saya menemukan banyak hal tentang damkar. Ada kisah sedih, ada yang
lucu, banyak yang mengharukan. Kisah-kisah itu tidak semuanya bisa saya tulis
di majalah. Selain karena keterbatasan tempat, juga karena tidak cocok untuk
dimuat di media anak.
Kisah sedih tentang damkar justru datang dari negeri saya sendiri,
Indonesia. Taraf hidup petugas damkar di Indonesia ternyata sangat buruk.
Mereka dibayar murah. Gajinya tidak cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Tragisnya lagi, ada yang bayaran upahnya tertunggak selama berbulan-bulan. Tak
heran kebanyakan dari mereka berbadan kurus kering.
Terus terang saya sedih membaca berita ini. Pekerjaan yang mereka
lakukan cukup berat. Dengan semboyan “pantang pulang sebelum padam”, mereka
harus mempertaruhkan nyawa untuk memadamkan api. Pekerjaan mereka bertambah
berat karena peralatan yang mereka gunakan sering tidak memadai. Entah karena
dianggap tidak terlalu penting atau karena korupsi, maka perlengkapan mereka
yang sudah usang tidak diganti.
Kabar mengharukan dari damkar banyak sekali bertebaran. Salah satu yang
paling saya ingat adalah damkar yang diundang ke wisuda seseorang yang dulu
pernah ditolongnya. Anak itu masih bayi kecil saat dia ditolong oleh sang
damkar. Kalau saja tidak ada yang membawanya keluar rumah, tentunya bayi kecil
yang belum bisa berjalan itu akan terpanggang kemudian kehilangan nyawanya.
Sebagai wujud terima kasih, dia mengundang damkar yang pernah menolongnya itu
untuk menghadiri wisudanya karena wisuda itu tidak akan pernah terjadi apabila
sang damkar tak menolongnya.
Salah satu berita yang cukup membuat saya senang adalah bangunan stasiun
pemadam kebakaran. Ternyata ada beberapa yang bentuknya unik. Sebagai seorang
penggemar seni bangunan, melihat bangunan lucu itu membuat saya terhibur. Tentu
saja bangunan-bangunan itu tidak berada di Indonesia. Suatu saat nanti
sepertinya saya harus mendatanginya dan memotretnya sendiri. O ya, saya juga
menuliskan tentang ini di kidnesia.com, portal anak Indonesia.
Berita lain yang cukup menyenangkan tentang damkar adalah adanya
kalender damkar. Kalender ini bergambar para damkar yang keren. Para lelaki
ganteng bertubuh kekar itu dipotret dalam posisi heroik banget. Kabarnya,
kalender ini dibuat untuk memanjakan mata para perempuan hehehe…. Nah, khusus
tentang kalender ini, saya tidak menuliskannya di media anak, cukup di sini
saja. Anak-anak kecil belum cukup umur untuk topik damkar keren berbadan kekar.
{ST}