Hari Rabu, 16 Desember 2015 adalah
hari yang sangat bersejarah untuk segenap rakyat Indonesia yang masih mau
menggunakan otaknya. Hari itu adalah hari persidangan MKD. Hari itu pula, sang
biang kerok mengirimkan surat pengunduran dirinya. Dengan demikian, sedikit
masalah tak penting di republik ini tersingkirkan.
Berita tentang MKD menyita banyak
perhatian kebanyakan masyarakat. Saya sih enggak, ya. Tapi kadang-kadang
terpaksa memberi perhatian karena orang tua dan orang-orang di sekitar saya
turut membicarakannya. Mau enggak mau terpaksa mendengar juga bagaiaman MKD
dibongkar-bongkar demi komposisi yang pas untuk sebuah drama.
Berita tentang MKD selalu membuat
orang merasa tidak nyaman. Orang menjadi emosi tinggi, naik darah. Selain itu
juga merasa direndahkan karena dianggap bodoh oleh orang-orang yang seharusnya
mewakili rakyat itu. Saya sih lebih baik pergi jauh-jauh. Lebih baik saya
mengisi waktu dengan pengetahuan lain yang bisa saya olah menjadi tulisan
bermutu untuk anak-anak. Saya hanya mengikuti perkembangan MKD dengan porsi
yang secukupnya, porsi yang belum sampai membuat muak.
Ternyata ada beberapa orang lain
yang juga seperti saya. Presiden pun melakukannya. Padahal, sebagai orang nomor
1 di negeri ini, apa yang terjadi di gedung wakil rakyat itu juga menjadi
kepentingannya. Pak Presiden mengundang para pelawak untuk makan bersama di istana
pada hari persidangan MKD.
Para pelawak ini diminta berbicara satu
per satu saat pertemuan itu. Celetukan mereka membuat presiden bertubuh kurus
kering itu dan para menteri yang mendampinginya tertawa terpingkal-pingkal.
Saya yang membaca beritanya pun turut tertawa dan dapat membayangkan apa yang
terjadi di ruang istana itu.
Tidak diketahui apa sebenarnya
motivasi Pak Presiden mengundang para pelawak itu. Biasanya undangan makan
selalu ada hubungannya dengan perayaan atau peringatan. Hari itu tidak ada
apa-apa yang hubungannya dengan lawak. Hmmm… apa mungkin sidang MKD?
Dalam satu
sisi, kelakuan para anggota dewan dengan MKD-nya itu bisa dikatakan melawak,
mengada-ada. Kelakuan mereka memang bisa membuat orang tertawa. Hanya tentu
saja tidak etis untuk menertawakan anggota dewan yang mulia. Bukan begitu? Hahahah….
Yang mulia??? Hahahah… Yeah, memang susah juga yah enggak menertawakan
kelakukuan mereka. Hahaha…. {ST}