Setelah hari menjabat sebagai presiden dan wakil
presiden RI, akhirnya Pak Jokowi dan Pak JK mengumumkan kabinet yang akan
mendukungnya. Kabinet ini terdiri dari 24 menteri, tidak jauh berbeda jumlahnya
dari kabinet sebelumnya. Pengumuman ini didadakan hari Minggu sore, tanggal 26
Oktober 2014.
Pengumuman ini mengundang banyak
pendapat dari banyak kalangan. Banyak yang memuji, banyak juga yang mencela.
Sepertinya lebih banyak yang mencela karena prosesnya lebih lama dibandingkan
dengan pengumuman kabinet sebelumnya. Terutama karena diduga dalam
penyusunannya terjadi tarik menarik antara banyak kepentingan. Bisa ditebaklah,
partai politik pendukung pasti akan minta “jatah” menteri.
Buat saya, pengumuman kali ini
patut diacungi jempol, layak dipuji. Dari 14 hari waktu yang diberikan, hanya
digunakan 6 hari untuk penyusunan final. Itu sudah termasuk hari libur tanggal
merah. Proses ini setelah melalui proses penyelidikan oleh KPK dan PPATK. Kerja
yang cukup cepat bila diukur dari kinerja badan pemerintahan yang memiliki
image lemot. Jempol juga buat KPK. Enggak cuma sekedar wawancara, baca CV atau
titipan.
KPK memberikan tanda merah dan
kuning untuk para calon menteri yang diduga terlibat korupsi. Tanda merah dan
kuning statusnya hampir sama seperti kartu di permainan sepak bola. Merah untuk
pelanggaran yang lebih berat. Kuning untuk pelanggaran berat. Daftar yang
pertama kali diberikan, dikembalikan dengan 8 orang yang bertanda merah dan
kuning. KPK merekomendasikan untuk tidak memilih orang-orang ini menjadi
menteri.
Pengumuman di Minggu sore itu
dilakukan di halaman Istana Kepresidenan. Sepertinya lapangan itu terletak di
dalam kompleks Istana Negara dan Istana Merdeka. Pada pengumuman ini, semua
menteri hadir dan akan diperkenalkan. Mereka mengenakan pakaian kemeja putih
dan celana panjang hitam. Ketika dipanggil, menteri ybs akan keluar dan
mengambil tempat di kiri dan kanan Pak Jokowi dan JK.
Saya sebenarnya tidak sengaja
menonton acara ini di TV. Pengumuman menteri sebenarnya lebih saya nantikan
beritany di koran. Penantian itu sudah terjadi sejak pelantikan presiden di
hari Senin sebelumnya. Waktu itu, saya menghidupkan TV dan mencari tontonan
sore sambil makan klapertart yang kami buat sehari sebelumnya. Acara pengumuman
yang direncanakan pukul 16.00 WIB itu mundur 1 jam dengan alasan tak diketahui.
Jeda 1 jam ini digunakan oleh
presenter TV untuk mewawancarai para pengamat. Terus terang, saya tidak suka
mendengarkan apa kata pengamat. Saya lebih suka mendengar apa kata pelaku. Dari
semua pengamat yang berkomentar itu, enggak ada yang pernah jadi presiden
ataupun menteri. Enggak ada yang berpengalaman sama sekali. Enggak ada yang
pernah jadi pelaku. Dan itu alasan yang tepat untuk berjalan-jalan ke saluran
lain. Sesekali, saya kembali ke saluran TV lokal supaya tidak ketinggalan
berita pelantikan.
Ketika akhirnya pengumuman
dimulai, Pak Jokowi dan Pak JK muncul dengan didampingi istrinya. Ini juga
rasanya tidak terjadi dalam pengumunan kabinet sebelumnya. Mengingatkan pada
pelantikan penatua di gereja. Kedua perempuan itu mendampingi suaminya yang
sedang mengumumkan kabinetnya.
Pak Jokowi membacakan nama-nama
menteri sambil memperkenalkan secara singkat siapa orang yang akan membantunya
selama 5 tahun ke depan itu. Kabinet ini dinamakan Kabinet Kerja dengan tugas
utama kerja, kerja, kerja. Beberapa komentar Pak Jokowi ada yang mengundang
tawa para pengunjung. Kebanyakan menteri yang dipanggil melangkah dengan cepat,
ada juga yang berlari. Yang berjalan pelan, rasanya hanya 1, seorang perempuan
yang semoga tidak memalukan bangsa ini seperti ibunya yang ngambekan itu.
Siapa sajakah para menteri itu?
Kalau mau tahu, baca aja di koran atau media online. Enggak ada daftar menteri
di blog ini. Cuma ada komentar seorang warga negara yang peduli pada negerinya
yang sering salah urus ini.
Semoga saja para menteri itu
bisa bekerja dengan baik. Bisa juga bekerja sama dengan tim kabinet yang
beraneka ragam. Semoga saja hasil kerja mereka bisa membuat bangsa ini
sejahtera. Itu adalah pokok doa hari Minggu malam. {ST}