Dunia maya dihebohkan
lagi oleh foto orang-orang yang berpose sambil menduduki patung pahlawan.
Orang-orang ini terlihat masih muda, kemungkinan masih berusia remaja. Mereka
menduduki bagian kepala patung berpakaian tentara itu. Mungkin mereka merasa
keren kalau berhasil duduk di bagian atas.
Foto orang-orang yang
menduduki patung itu beredar luas di Facebook. Beberapa komentar menyebutkan
memang sengaja menyebarkan foto itu supaya pelakunya cepat tertangkap. Beberapa
lainnya mengumpat-umpat kelakuan para remaja itu yang dianggap tidak menghargai
para pahlawan. Ada juga yang berpendapat kalau anak-anak itu difitnah karena
foto yang disebarkan diduga sudah diedit.
Saat mulai beredar, ada
yang mengatakan patung tentara itu adalah patung pahlawan revolusi yang ada di
Lubang Buaya. Di tempat ini memang ada monumen dengan beberapa patung pahlawan
revolusi. Saya pun menduga lokasinya di situ. Dari hasil pelacakan, ternyata
lokasi kejadian itu di Pulau Sumatra, bukan di Monumen Lubang Buaya.
Patung pahlawan biasanya dibuat sebagai tanda penghormatan atas jasanya.
Bentuknya yang mirip aslinya tentunya adalah harapan supaya generasi berikutnya
dapat terus mengingatnya. Ada banyak nama tempat yang diberi nama seperti nama
pahlawan. Biasanya di tempat ini dilengkapi juga dengan nama pahlawan tersebut.
Sayangnya, tidak semua orang dapat menghargai jasa pahlawan. Selain
karena ketidakpedulian, kemungkinan pula karena ketidaktahuan. Ada cukup banyak
anak muda yang tidak lagi tahu siapa saja pahlawan yang pernah berjasa bagi
negerinya.
Pengenalan pahlawan pada generasi muda biasanya lewat pelajaran sekolah
yang cenderung membosankan. Saya sendiri termasuk orang yang bosan dengan
pelajaran seperti ini. Dalam masa pertumbuhan saya, pelajaran seperti ini dapat
dikatakan sebagai pelajaran hapalan. Saya agak lemah dalam hal ini. Hasil ujian
tergantung pada kemampuan kita menghapal pelajaran.
Saya mengenal cukup banyak pahlawan karena kegemaran saya membaca
biografi. Dari biografi para pejuang itu, saya mendapat banyak pelajaran,
terutama cara menghadapi rintangan. Pelajaran itu otomatis menjadi pengisi
memori saya tanpa berniat menghapalkannya. Sedangkan pelajaran hapalan yang
saya dapat dari sekolah telah menguap entah ke mana.
Dapat dimaklumi apabila kawula muda tidak terlalu ingat siapa saja
pahlawan yang berjasa pada negeri ini. Perlu metode lain untuk mengenalkan jasa
pahlawan selain dengan memberi pelajaran yang membosankan. Sudah dapat diduga,
anak-anak remaja yang duduk di patung para pahlawan itu tidak mengenal secara
pribadi figur siapakah yang dijadikan patung itu. Kalau tidak kenal, bagaimana
mereka bisa menghormatinya? {ST}