Waktu
kecil dulu, saya pernah sangat penasaran dengan pasung. Saya penasaran alat
seperti apakah itu, dan mengapa anak yang nakal akan dipasung. Ya, saya
penasaran karena pernah mendengar kalau ada anak yang nakal sekali bakalan
dipasung. Demikian pula anak yang gila alias terganggu jiwanya.
Informasi
tentang pasung tidak saya dapatkan dari orang-orang dewasa di sekitar saya.
Jawaban mereka umumnya tidak jelas dan tidak menjawab rasa penasaran saya.
Jawaban tentang pasung akhirnya saya temukan di sebuah majalah berita, di
bagian kriminalitas. Beritanya saya lupa bagaimana, tetapi bayangan tentang
pasung langsung membekas di benak saya. Memang benar pasung sering digunakan
pada orang yang mengalami gangguan jiwa. Alat pembelenggu ini dipasang supaya
orang tersebut tidak mengganggu orang lain.
Pasung
umumnya dibuat dari 2 bilah kayu yang dibolongi sedikit lebih besar dari
pergelangan kaki. Kemudian kedua kaki dibelenggu di lubang itu. Akibatnya,
orang yang dipasung tidak akan bisa pergi ke mana-mana. Mereka hanya bisa
berada di tempat itu. Hidupnya pun tergantung pada orang lain yang lebih
“waras”.
Saya
membayangkan bagaimana sengsaranya hidup orang yang dipasung. Orang yang waras
pun mungkin akan menjadi gila karena frustasi kebebasannya terenggut. Saya
bersyukur tidak harus mengalami hal seperti itu dan tidak ada kenalan saya yang
terpaksa harus dipasung.
Pasung
memasuki pemikiran saya baru-baru ini karena ada berita tentang keluarga yang 4
orang anggotanya dipasung. Keempat orang bersaudara itu adalah anak seorang ibu
tua yang pekerjaannya pengumpul rumput. Ibu itu tidak mampu mengobati anaknya,
karena itu ia memasung keempat anaknya yang dianggap kurang waras itu supaya
tidak mengganggu orang lain.
Kejadian
itu terjadi di abad ini, di tahun ini, tahun 2017. Masih ada, ya, orang yang
memasung anaknya. Tega? Tentu saja tega. Hmmm… Mungkin dia juga tidak punya
pilihan. Penghasilan orang tua yang tidak seberapa ditambah dengan keterbatasan
pengetahuan membuat pasung menjadi pilihan.
Dalam
berita itu, disebutkan pula ada bantuan dari Dinas Sosial untuk keluarga ini.
Bantuan awalnya berupa makanan, pakaian, dan juga alas untuk tidur alias tikar.
Semoga saja bantuan kepada mereka diberikan terus. Semoga saja orang-orang yang
dipasung itu dapat mendapatkan pengobatan yang layak dan dapat penghargaan
sebagai layaknya manusia. {ST}