Manetek
pantan adalah tradisi orang Dayak untuk memulai sesuatu yang baru. Pantan atau
batang adalah lambang dari halangan yang perlu disingkirkan. Manetek pantan
sering dilakukan dalam upacara pernikahan atau peresmian sesuatu. Acara manetek
pantan ini kalau di era sekarang sama seperti memotong pita.
Dalam
tumpukan foto tua yang kami temukan ketika membereskan rumah, terlihat kakek
saya sedang manetek pantan. Dia memotong pantan dengan menggunakan mandau. Bue
menggunakan tangan kirinya untuk memegang mandau. Di sekitarnya terlihat banyak
anak-anak kecil yang menonton.
Bue
mengenakan pakaian putih dan peci hitam. Gaya berpakaiannya agak mirip dengan
Soekarno, presiden saat itu. Pakaian ini juga dilengkapi dengan bintang-bintang
penghargaan yang tersemat di dada kiri. Yang menarik adalah senyum Bue yang
cerah ceria. Senyumnya membuat Bue terlihat lebih ganteng. Hmmm… Pada tau
enggak kalau senyumnya itu mirip sama senyum cucunya yang punya blog ini. Hehehe…
Di
samping Bue, ada seorang lelaki berwajah serius. Lelaki yang mengenakan topi
khas ini memandang ke arah mandau yang digunakan untuk memotong. Mungkin dia
adalah penanggung jawab acara itu. Pasti deg-degan rasanya.
Sampai
catatan ini saya buat, saya belum tahu potong pantan yang ada di foto ini
termasuk dalam acara apa. Entah peresmian bangunan atau pembukaan acara. Semoga
suatu saat nanti ada kesempatan bagi saya untuk mencari tahu peristiwa apa yang
ada di foto ini. {ST}