Belum
lama ini, terjadi kecelakaan odong-odong di Weleri, Jawa Tengah. Kecelakaan ini
menjadi perhatian saya. Odong-odong ini dinaiki oleh banyak anak-anak kecil.
Anak-anak itulah yang menjadi korbannya. Anak balita yang meninggal dalam
kecelakaan ini terluka parah di sekujur tubuhnya. Saya selalu merasa sedih dan
tidak tega kalau ada kecelakaan atau musibah yang melibatkan anak kecil.
Odong-odong ini tertabrak kereta api
di perlintasan kereta api. Kabarnya, mereka ketika melintas, portal pengaman
perlintasan itu terbuka. Diduga,a da pengendara sepeda motor yang membukanya.
Supir odong-odong itu kemudian mengikuti sang pengendara sepeda motor untuk
melintasi rel. Akibatnya tidak sama bagi kedua kendaraan ini. Sepeda motor dan
penumpangnya lolos ke seberang rel, sementara odong-odong itu malah tertabrak.
Beberapa hari yang lalu, saya pernah
menulis tentang odong-odong kereta api. Saat itu saya berpikir kalau
odong-odong adalah hiburan untuk anak-anak di kota besar yang apdat
penduduknya. Ketika kecelakaan odong-odong di Weleri ini terjadi, saya baru
tahu kalau ternyata odong-odong tidak hanya ada di kota besar seperti jakarta.
Weleri bukanlah kota yang besar. Seorang pendeta di gereja saya berasal dari
Weleri. Itulah yang membuat saya tahu tempat ini ada di mana dan bagaimana.
Ketika kecelakaan ini terjadi,
barulah semua orang bereaksi. Aparat keamanan barulah melarang odong-odong
untuk digunakan di jalan raya. Banyak orang lain lagi yang berkomentar,
termasuk para caleg yang sekarang sedang kampanye. Odong-odong hanya boleh
digunakan di daerah wisata.
Sekali lagi saya mendoakan para
penumpang odong-odong, semoga selamat sampai akhir perjalanan. Semoga anak-anak
kecil dapat terhibur dengan aman dan nyaman. Semoga pula bangsa kita dapat
menemukan hiburan lain yangmembuat odong-odong hanya tinggal kenangan masa
lalu. {ST}
Baca
juga; Odong-Odong Kereta Api