Di
Palangkaraya, saya sering sekali berkegiatan di luar ruangan. Beberapa bagian
rumah kami memang mengharuskan kami untuk keluar. Di tempat-tempat seperti ini
nyamuknya banyak sekali. Nyamuknya terlihat kekar dan besar tapi…woles, alias
slow.
Nyamuk-nyamuk
ini, seperti juga nyamuk-nyamuk di seluruh dunia, gemar menggigit manusia untuk
mendapatkan darahnya. Mereka mendarat dan mulai mengisap darah. Bila ketahuan,
nyawanya bisa melayang karena ditepuk sampai gepeng oleh sang pemilik darah
yang tak rela darahnya diambil.
Nyamuk
Palangkaraya yang terbang dengan kecepatan lambat, sangat mudah untuk ditepuk.
Kemudahan itu masih ditambah dengan ukuran badannya yang ralatif besar, lebih
mudah terlihat bila dibandingkan dengan nyamuk-nyamuk di Jakarta.
“Plok!”
Selesailah sudah cerita nyamuk-nyamuk
woles itu. {ST}