Seorang keponakan memanggil tantenya dengan sebutan tante adalah hal yang
biasa. Saya makin terbiasa dengan banyaknya keponakan saya, yang adalah anak
dari sepupu-sepupu saya. Namun sesungguhnya, bertahun-tahun yang lalu, saya
sangat tidak suka dipanggil tante. Selain karena terkesan tua, kadang-kadang
saya merasa seperti orang yang berjualan sate.
“Teeee….,”
kata seorang keponakan saya, anak sepupu saya dari Kalimantan. Panggilan itu
benar-benar seperti memanggil tukang sate karena logatnya, huruf “e” disebutkan
seperti pada kata ember.
Untuk
beberapa keponakan, terutama kerabat dari Kalimantan, saya selalu meminta untuk
dipanggil dengan sebutan “mina”. Sebutan ini lebih mengena di hati saya
dibandingkan dengan “tante”. Sebutan “mina” juga sering saya ajarkan kepada
anak-anak dari teman saya. {Mina Ana}