Beberapa bulan
belakangan ini, Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI sering terlihat
tampil di TV. Dalam beberapa kesempatan itu beliau terlihat menggunakan bandana
berwarna gelap. Saya memberikan perhatian pada penampilannya karena melihat
sepertinya ada yang aneh di kepala Bu Menteri.
Setelah lebih cermat
mengamati, barulah saya menyadari benda itu adalah bando atau bandana. Bu Menlu
kemudian mengakuinya sebagai bandana. Ia
memiliki cukup banyak koleksi bandana. Bandana itu menutupi bagian atas
kepalanya. Saya sampai berprasangka jangan-jangan Bu Menlu sedang menutupi
sesuatu. Jangan-jangan rambut Bu Menlu rontok. Jangan-jangan Bu Menlu sedang
tidak sehat. Atau Bu Menlu memakainya demi alasan praktis saja, supaya poninya
tidak mengganggu pandangan.
Ternyata pengamat gaya
rambut Bu Menlu tidak hanya saya. Saya yakin penampilannya juga mengundang
komentar dari para fashionista yang
sangat peduli pada penampilan. Sejujurnya, bandana itu memang tidak menambah
cantik penampilan Bu Menlu.
Bandana Bu Menlu juga
menarik perhatian seorang ibu pengajar etiket. Menurut ibu pengajar etiket itu,
bandana Bu Menlu tidak cocok untuk bentuk wajahnya dan juga profesinya sebagai
Menlu. Wajahnya yang bulat bertambah bulat karena adanya bandana yang
bertengger di kepalanya itu. Apalagi ukuran bandana itu cukup besar. Kalau mau
menggunakan bando, lebih baik Bu Menlu menggunakan bando ukuran kecil. Cukup
panjang penjelasan ibu itu tentang penampilan Bu Menlu.
Terlepas dari pantas
atau tidaknya, menurut saya menggunakan bandana adalah hak setiap orang. Saya
tidak keberatan Bu Menlu menggunakan bandana atau bando. Saya juga bersyukur
karena Bu Menlu menggunakan bandana karena suka, bukan karena terpaksa. Bukan
karena rambutnya rontok ataupun sakit seperti prasangka saya sebelumnya. Di
sisi lain, saya juga setuju bila Bu Menlu menjaga penampilannya. Sebagai orang
yang mewakili rakyat Indonesia di kancah dunia, memang sudah seharusnya menjaga
penampilannya, jangan sampai menjadi tertawaan di dunia internasional. {ST}