Pertengahan bulan
November 2015 ini dunia dikagetkan oleh berita dari Paris. Di kota yang
kabarnya paling romantis sedunia ini terjadi penembakan dan beberapa bom bunuh
diri. Rangkaian peristiwa ini mengakibatkan lebih dari 100 orang kehilangan
nyawanya.
Berita mengagetkan itu
menimbulkan komentar dari banyak pihak. Ada yang simpati, ada yang turut
berduka, ada juga yang mengutuknya. Saya pun turut berduka atas tragedi
kemanusiaan ini. Sudah pasti, saya tidak mendukungnya. Saya adalah pendukung
perdamaian dunia. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena…. (cari
sambungannya dari khotbah di atas bukit).
Simpati kepada Perancis
difasilitasi oleh media sosial paling terkenal sedunia, Facebook. Facebook
menyediakan layanan baru yang dapat mengupdate Facebooker yang ada di Paris
dengan fitur Safety Check. Sebelumnya fitur ini pernah diaktifkan pada bencana
alam. Facebook juga memberikan fasilitas baru yang bisa membuat propic berlatar
bendera Perancis, merah putih biru.
Cukup banyak kenalan saya
yang mengganti propicnya dengan menu bendera Perancis ini. Sudah dapat dipahami
maksudnya tentunya menunjukkan simpati kepada korban peristiwa kekerasan di
Perancis itu. Saya, walaupun turut
simpati dan tidak menyetujui aksi ini, tidak ikut mengganti propic saya.
Ada beberapa alasan
sebenarnya yang mendasarinya. Yang pertama dan terutama karena saya ingin
propic saya bergambar wajah saya sendiri, tanpa penghalang. Yang kedua,
menunjukkan simpati dan keprihatinan tidak harus dengan menunjukkannya di depan
umum, apalagi dengan cara yang sama. Yeah… saya pernah beberapa kali curhat di
blog ini tentang bagaimana saya tidak suka yang namanya seragam. Yang ketiga,
menurut saya tidak adil bila hanya memberikan perhatian kepada Perancis padalah
tragedi kemanusiaan terjadi di berbagai penjuru Bumi ini.
Penderitaan yang dialami
warga Paris juga menjadi pokok doa saya. Saya mendoakan semoga keluarga dan
kerabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan. Saya juga mendoakan semoga
perdamaian dunia dapat terwujud di Paris, dan dunia ini. Saya juga berdoa
semoga tidak ada lagi orang yang menyia-nyiakan hidupnya dengan menjadi pembawa
bom bunuh diri.
Sebenarnya, saya tidak
perlu menjelaskannya juga, sih. Bagi saya sebenarnya hal ini enggak
penting-penting amat. Yang membuat saya menuliskan alasannya dalam catatan ini
antara lain buat berjaga-jaga kalau ada yang menanyakan. Geer aja, nih. Hehehe….
Jadi, kalau ada yang menanyakannya, saya tinggal memberikan tautan tulisan
ini tanpa perlu berbicara lebih lanjut. Saya agak malas berbicara tentang hal
ini. Bukan berarti peristiwanya enggak penting, lo. Tetapi karena pembicaraan
itu yang enggak penting. Apa sih yang dapat kita lakukan di sini dengan
membicarakannya? Apakah akan membuat dunia lebih baik? Enggak, kan? Mendingan waktunya untuk mengerjakan sesuatu
yang lain. Iya, kan? {ST}