Halaman depan harian Kompas tanggal
16 Juni 2016 membuat saya terkejut dan sedih. Di halaman depan itu ada foto
jaring berisi ikan-ikan yang banyak sekali. Saya sudah menduga kalau itu adalah
ikan hasil bumi Indonesia. Ternyata dugaan saya salah. Itu adalah ikan impor
dari Cina.
Sebagai warga di negara kepulauan
terbesar di dunia, saya prihatin dan sedih. Selain terdiri dari banyak pulau,
negeri ini juga terdiri dari lautan yang luas. Negara ini bahkan dengan bangga
mengaku sebagai negara maritim. Lautan itu adalah tempat hidup banyak ikan.
Ikan-ikan itu apabila dikelola dengan baik, tentunya akan dapat mencukupi
kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan impor ikan tentunya
disertai dengan banyak pertimbangan. Pertimbangan itu tentunya tidak memperhitungkan
perasaan rakyat jelata seperti saya ini. Mungkin saja bahan baku industri
pengolahan ikan memang benar-benar menipis seperti yang dituliskan di koran.
Atau mungkin juga karena alasan lainnya. Entahlah. {ST}