Di
berbagai media nasional ramai diberitakan kalau Pak Ganjar Pranowo, Gubernur
Jawa Tengah berang ketika memergoki adanya pungli di jembatan timbang. Pak
Gubernur berambut putih ini marah-marah melihat pungli yang terjadi di
wilayahnya itu.
Berita marah-marahnya Pak Gubernur
ini menjadi makin terkenal karena ada rekamannya. Rekamannya itu sudah tersebar
luas di dunia maya dan di aneka situs berita. Berita ini bahkan pernah menjadi berita
paling populer di media online yang sering saya baca. Akibatnya, jembatan
timbang yang mendadak terkenal itu ditutup sementara. Pak Gubernur juga
menginstruksikan untuk menyelidiki ke mana gerangan aliran dana pungli itu.
Berita ini cukup menarik bagi saya.
Selama ini, saya juga sering menjadi korban pungli. Saya terpaksa memberikannya
walaupun tanpa menyetujuinya. Parahnya, pungutan liar yang paling banyak
dikutip dari saya justru di instansi pemerintah. Mengurus KTP di kelurahan dan
kutipan oleh tukang parkir liar di jalanan adalah pungli paling biasa di hidup
saya.
Pungli seakan menjadi hal yang wajar
dalam kehidupan warga di negara ini. Uang pelicin sudah dianggap menjadi
pengeluaran yang wajar bila ada suatu pekerjaan. Sanagt memuakkan namun saya
tidak dapat berbuat banyak bial mayoritas warga memaklumi dan dapat hidup
berdampingan dengannya.
Ketikaada seorang pejabat yang marah
karean adanya pungli, saya cukup senang dan menghargai sikapnya. Bertambah
senang lagi karean sikapnya ini kemudian dibesar-besarkan oleh media massa.
Sikap yang tidak menyetujui adanya pungli ini semoga saja menular ke pejabat
lainnya. Begitulah yang terjadi di Indonesia, sikap yang menjadi trend tak lama
kemudian menghasilkan pengikut. Semoga saja makin banyak pejabat yang secara
terbuka menentang pungli, tidak hanya dalam hati saja. {ST}