Suatu hari, kantor
redaksi kami didatangi anak-anak TK yang lucu-lucu. Mereka datang berkunjung
untuk lebih mengenal majalah anak-anak tempat saya numpang berkarya. Semua
kakak-kakak redaksi harus menyambut mereka. Saya pun turut menyambut gembira
kedatangan mereka.
Kegiatan berikutnya
adalah membuat majalah sendiri. Majalah ini adalah miniatur dari majalah yang
kami buat. Anak-anak itu bisa membuat rubrik apa saja yang mereka sukai.
Kakak-kakak redaksi, termasuk saya, mengarahkan mereka untuk memilih apa yang
mereka sukai.
“Zodiak. Majalah itu,
ya, zodiak,” kata seorang perempuan. Dari suaranya, saya tahu itu adalah
seorang perempuan dewasa. Saya juga tahu itu bukan suara teman-teman saya.
Itu adalah suara salah
seorang guru TK itu. Saat itu saya hanya memandang Bu Guru yang berlompatan
senang itu. Tanpa sadar akhirnya saya menggelengkan kepala. Saya tidak
bermaksud menghakimi namun menurut saya sikapnya tidak tepat untuk seorang guru
TK di depan anak-anak didiknya.
Zodiak yang ada di
majalah remaja atau wanita berasal dari astrologi. Astrologi bukanlah ilmu yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Beberapa bahkan dapat dikatakan
rekaan penulisnya belaka. Kalau yang ini saya pernah mendapatkan pengakuan dari
beberapa penulis yang memang mereka-reka untuk rubrik zodiak. Pada
bertanya-tanya enggak, sih, kok rubrik zodiak bisa muncul setiap minggunya?
Saya dapat memaklumi
kalau Bu Guru yang masih muda itu penggemar zodiak. Rubrik tentang zodiak
memang banyak penggemarnya. Kebanyakan cewek-cewek sepanjang masa memang
terpengaruh zodiak. Saya juga pernah walaupun tidak terlalu percaya. Saya hanya
suka kalau ramalannya baik hehehe…. Zodiak Leo biasanya selalu oke.
Kalau menyarankan
rubrik tentang zodiak kepada anak kecil yang masih sekolah TK, lain lagi
halnya. Anak-anak itu belum tentu dapat membedakan yang benar dan yang salah.
Anak-anak itu belum tentu tahu apa yang memang ilmu pengetahuan sungguhan
ataupun hanya rekaan. Zodiak adalah sesuatu yang enggak jelas itu. Bu Guru yang
menyebutnya berulang-ulang dengan bersemangat bisa jadi tanpa sadar menularkan
pengetahuan tentang zodiak kepada anak-anak muridnya.
Anak-anak sekecil itu,
bila hubungannya tidak dekat dengan orang tuanya, akan mudah terpengaruh oleh
gurunya. Terus terang saya sangat menyayangkan Bu Guru zodiak ini. Saat itu
saya betul-betul berharap supaya dia diam saja daripada menyarankan anak-anak
kecil itu untuk membuat rubrik zodiak.
Saya harus bersyukur karena
anak-anak kecil itu lebih suka menggambar dan mewarnai daripada menuruti apa
kata gurunya. Anak-anak kecil memang seharusnya begitu, kan? {ST}