Mamah
mengabarkan akan datang ke Jakarta di hari Jumat ini, tanggal 5 Maret 2015. Dia
mengabarkan kalau akan menggunakan maskapai Lion Air, maskapai penerbangan
dengan reputasi tukang terlambat itu. Saya agak kaget juga dengan pilihannya
ini. Rupanya Mamah memilih penerbangan ini karena biayanya jauh lebih murah
dibandingkan dengan maskapai lainnya. Keluarga kami memang harus berhemat
akhir-akhir ini untuk menyiasati biaay hidup yang makin tinggi.
Beberapa
waktu yang lalu, operasional Lion Air yang terlambat itu membuat susah banyak
orang. Keterlambatan penerbangan itu tanpa kabar pasti. Calon penumpangnya
terdampar berjam-jam di bandara tanpa tahu harus berbuat apa dan tidak tahu ke
mana harus mengadu.
Keterlambatan
penerbangan itu kabarnya berimbas pada banyak orang. Mulai dari penumpangnya
yang terlantar, sampai pada urusan lainnya yang berkaitan dengan calon
penumpang itu. Keterlambatan tanpa kabar itu juga telah membangkitkan emosi
penumpang bahkan pegawai Lion Air. Kericuhan terjadi tanpa ada solusi.
Dengan
reputasi sebagai tukang terlambat dan tidak mengutamakan pelayanan pelanggan,
saya agak khawatir ketika mendengar Mamah akan menggunakan penerbangan dari
maskapai ini. Mamah saat ini usianya sudah tidak muda lagi. Itu masih ditambah
dengan diabetes yang ada di tubuhnya. Kondisi ini membuatnya lebih cepat lelah
dan harus ekstra menjaga tubuhnya. Mamah harus makan tepat waktu supaya
tubuhnya tidak lemas karena gula darahnya menurun.
Kami,
anak-anak Mamah agak cemas ketika mendengar Mamah akan terbang dengan Lion Air.
Apalagi kami tahu kalau dia pergi sendiri saja, tidak bersama dengan orang lain
yang dikenal. Kami bersaudara tak henti-hentinya menanyakan kabar Mamah.
Sore
harinya, ketika jadwal resmi kedatangan Lion Air di Jakarta, saya mengirimkan
BBM ke Mamah. Awalnya saya berniat mau menelpon namun tidak jadi. Prasangka
buruk atas maskapai penerbangan itu membuat saya memiliki dugaan kuat kalau
Mamah belum mendarat di Jakarta. Ternyata tak lama kemudian Mamah membalas BBM
itu. Dia sudah berada di taksi dan sedang dalam perjalanan menuju pulang. Kami
semua lega ketika mendengar kabar itu. {ST}