Lee
Kwan Yew yang wafat tanggal 23 Maret 2015 yang lalu akhirnya dimakamkan setelah
6 hari disemayamkan. Pada saat peti jenazahnya dibawa dengan mobil bak kaca,
puluhan ribu orang berdiri di sepanjang jalan sambil membawa bendera negaranya.
Selama disemayamkan, puluhan ribu
orang Singapura datang utnuk memberikan penghormatan terakhir kepada bapak pendiri
bangsanya ini. Untuk dapat memberikan penghormatan di depan jenazah, orang yang
datang harus antri berjam-jam di luar ruangan tanpa atap. Setiap orang yang
memberikan penghormatan, diberikan waktu hanya 10 detik untuk mengekspesikan dirinya.
Waktu yang diberikan itu sama saja bagi orang biasa maupun pejabat dan
orang-orang VIP.
Ketika hari pemakaman tiba, hujan
lebat turun dari pagi. Namun hujan lebat itu tidak menyurutkan niat warga untuk
turut mengantarkan Lee Kwan Yew ke tempat peristirahatannya. Warga Singapura,
baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan, tetap setia di pinggir jalan. Mereka
menggunakan payung dan jas hujan supaya terlindung dari hujan. Beberapa orang
petugas membagikan minuman kepada orang yang berkumpul itu.
Terus terang saya sangat terharu
ketika melihat pengorbanan mereka untuk memberikan penghormatan terakhir itu.
Orang-orang Singapura dikenal sangat menghargai waktu itu mau “membuang waktu”
untuk memberi penghoramtan kepada Lee Kwan Yew.
“Kami sekarang menikmati apa yang
dulu dia lakukan. Hidupnya untuk Singapura,” itu adalah komentar beberapa orang
yang diwawancarai. Komentar mereka membuat saya benar-benar terharu.
Hidup Lee Kwan Yew sangat sederhana.
Dia memang mempersembahkan hidupnya untuk negaranya. Warga negara Singapura
yang dulunya miskin, hmmm… hampir sama lah kaya negara tetangganya, Indonesia.
Sekarang pendapatan per kapita warga negara Singapura adalah yang tertinggi di
dunia. Hampir seluruh penduduknya memiliki tempat tinggal sendiri. Dengan
keadaan yang semakmur itu, memang tidak mungkin rasanya ada orang Singapura
yang tidak bersyukur kalau negaranya memiliki seorang Lee Kwan Yew.
Perjalanan
Lee Kwan Yew berakhir di krematorium. Jasadnya dikremasi dan akan menjadi abu.
Upacara kremasi itu berlangsung tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga
dekat. Saya sih berharap, semoga ada juga orang yang seperti itu di Lee Kwan
Yew. {ST}