Beberapa hari yang lalu, Papah
berkata kalau ia ingin punya laptop. Tentu saja untuk menggunakannya, ia mau
belajar dulu. Saya sangat senang mendengarnya. Ini adalah kemajuan besar yang saya
sambut dengan gembira.
Papah dapat dikatakan orang yang
gagap teknologi. Dia tidak (mau) mengikuti perkembangan teknologi yang saat ini
berkembang sangat cepat. Contohnya saja teknologi telepon seluler. Sampai
sekarang Papah masih bertahan dengan telepon kecil bertombol yang hanya
digunakan untuk menelpon. Rasa-rasanya Papah juga sangat jarang mengirim SMS.
Dia juga tetap bertahan dengan telepon kecil itu walaupun sudah dibelikan
telepon pintar yang lebih canggih.
Laptop yang mau Papah beli katanya
untuk mengetik tulisannya. Ini juga membuat saya cukup senang. Selama ini,
tulisan tangan Papah diketik oleh orang lain. Papah selalu beralasan tangannya
“cacat”. Ya, tangan kiri Papah memang agak berkurang kemampuan geraknya karena
stroke. Namun itu sebenarnya tidak terlalu membatasi bila kegiatannya adalah
mengetik. Saya juga pernah mengetikkan tulisan Papah. Cukup sering Papah pergi
ke tempat rental komputer untuk meminta orang lain mengetikkan tulisannya.
Sekarang tempat rental ini sudah digusur.
Menulis, atau lebih tepatnya
menuangkan pikiran dalam bentuk tertulis, adalah kegiatan yang sangat cocok
untuk orang yang sudah pensiun. Selain menjadi semacam terapi supaya tidak
depresi, cara ini juga untuk melestarikan pemikirannya. Saya pernah membaca
atau mendengar tentang hal ini entah di mana. Cara ini konon kabarnya cukup
ampuh selama berabad-abad.
Rencananya, saya akan membantu Papah
supaya dapat menggunakan laptopnya dengan baik. Mungkin langkah awalnya dengan
mengenalkannya pada laptop kecil yang biasa saya gunakan. Walaupun nantinya
akan sedikit berbeda dengan laptop barunya, namun prinsip kerjanya sama.
Mungkin pula perlu waktu untuk membuatnya terbiasa menggunakan laptop.
Saya jadi membayangkan Papah akan
menuliskan apa saja seperti anaknya ini. Papah akan punya blog sendiri yang ada
update-nya setiap hari. Setelah 70
tahun hidup di dunia ini, tentunya Papah punya banyak sekali cerita. {ST}