Di persimpangan Jatibaru yang
sering saya lewati, saya sering melihat petugas dari Departemen Perhubungan.
Itu bisa dilihat dari pakaian seragam yang digunakannya. Petugas ini terlihat
kerap mengatur lalu lintas yang sering macet di sore menjelang malam hari.
Petugas ini juga hampir selalu terlihat ketika ada hujan di sore menjelang
malam hari itu.
Ketika ada hujan di Jakarta,
apalagi di sore menjelang malam, saatnya orang-orang pulang dari tempat kerja,
sudah pasti akan menimbulkan kemacetan. Kemacetan juga yang terjadi di
persimpangan bawah jembatan layang itu. Hampir semua pengguna jalan tidak ada
yang mau mengalah. Ada ruang sedikit saja, langsung bergerak, padahal belum
tentu itu adalah gilirannya untuk bergerak. Ujung-ujungnya tentu saja kemacetan
yang susah terurai.
Kehadiran petugas pengatur lalu
lintas sangat diharapkan ketika kemacetan terjadi. Lampu lalu lintas yang
berganti-ganti warna sudah tidak lagi bisa diharapkan. Harus ada orang yang
bisa mengendalikan keadaan itu. Itulah dia pengatur lalu lintas. Khusus untuk
simpang Jatibaru, petugasnya adalah petugas departemen perhubungan itu.
Petugas dephub ini juga mengusik
rasa ingin tahu saya. Biasanya yang terlihat di jalanan menjadi pengatur lalu
lintas adalah polisi. Itu sebabnya ada polisi lalu lintas. Tapi lalu lintas
juga menjadi bagian dari lingkup pekerjaan departemen perhubungan, perhubungan
darat tepatnya. Terus, yang seharusnya mengelola lalu lintas di darat siapa ya?
Apakah kedua badan ini? Ataukah memang ada tumpang tindih dalam pengelolaannya?
Kalau ada tumpang tindih, kemungkinan
pengelolaan akan terbengkalai, atau juga bisa menjadi lebih baik karena makin
banyak orang yang mengurusnya. Untuk bagian perhubungan darat ini, entahlah apa
yang terjadi. Yang jelas, lalu lintas Jakarta yang sangat padat bukanlah
sesuatu yang layak disyukuri oleh sebagian orang. Ini adalah masalah besar bagi
kota besar ini. Akan lebih baik kalau banyak pihak turut memikirkan solusi yang
lebih baik. Pihak-pihak itu mungkin termasuk Departemen Perhubungan dan Polisi.
Kemacetan di simpang Jatibaru mungkin
hanyalah masalah kecil dari masalah besar kemacetan Jakarta. Ini hanyalah
sebuah titik dari ribuan titik di ibu kota RI ini. Mungkin titik ini menjadi
tanggung jawab dari Departemen Perhubungan, tepatnya seorang petugas itu. Saya
tidak tahu pastinya bagaimana. Saya juga tidak tahu apakah orang yang bertugas
di situ adalah yang itu-itu saja. Yang pasti, saya tahu kalau saya sangat
menghargai tugas bapak petugas Dephub itu. Dia mengatur lalu lintas dengan
efektif. Kadang kala harus kehujanan juga.
Semua orang yang lewat (termasuk
saya) terlihat cuek-cuek saja. Tidak ada yang mengucapkan terima kasih, tidak
ada juga yang memberikan uang receh. Semua orang (sekali lagi termasuk saya),
sepertinya merasa seakan-akan memang tugasnyalah untuk melakukan hal itu.
Baru belakangan saya sadar, kalau
petugas ini layak mendapat penghargaan. Dia melakukan tugasnya dengan baik,
tidak seperti para petinggi negeri ini yang sering melalaikan tugasnya. Semoga
dia tetap setia melakukan tugasnya dengan baik dan hidupnya mendapatkan berkat.
Yang jelas, dia sudah menjadi berkat di tengah kemacetan. {ST}