Serombongan anak-anak
menyerbu sebuah piala berwarna keperakan. Mereka berebutan untuk menyentuhnya,
kemudian menciumnya. Setelah semua anak mendapat bagian, beberapa anak berfoto
dengan piala itu. Saya beberapa kali diminta untuk memotret anak-anak itu. Aksi
mereka dihentikan oleh orang dewasa lainnnya yang menganggap mereka tidak sopan
karena meminta saya untuk memotret.
Saya sebenarnya tidak
keberatan untuk memotret mereka bergantian. Namun, saat itu saya diam saja
karena tidak ingin menjatuhkan wibawa orang dewasa lainnya. Saya mengambil
sedikit jarak kemudian memotret anak-anak yang masih berkerumun di sekitar
piala.
Piala itu adalah piala
yang akan mereka perebutkan dalam kompetisi sepak bola yang akan diadakan
selama 3 hari ke depan. Tentunya semua anak ingin mendapatkan piala itu sebagai
tanda kemenangan mereka. Mereka menyentuh dan menciumnya dengan harapan akan
mengulanginya lagi pada saat kemenangan. Apabila tidak menang, yeah anggap saja
sebagai pengalaman.
Anak-anak itu
sepertinya mencium piala karena mereka melihat para pesepak bola profesional melakukannya
pada saat kemenangannya. Apabila mencium piala adalah tanda kemenangan, maka
sebenarnya mereka belum berhak untuk melakukannya. Wong kompetisinya aja belum
dimulai, kok. Tak heran kalau ada orang-orang dewasa lain yang “mengusir”
mereka dari sekitar piala.
Setelah mereka digiring
pergi, beberapa masih ada yang menoleh dengan pandangan penuh harap ke arah
piala. Sepertinya mereka sangat merindukan untuk dapat memenangkan piala itu. {ST}