Ana

Tampilkan postingan dengan label Kereta kuda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kereta kuda. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 November 2017

Kuda dan Delman di Jakarta




            Pada saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), saya melihat beberapa delman berderetan di dekat pusat perbelanjaan Sarinah. Kehadiran mereka menarik perhatian saya. Selain karena jarang bertemu, seingat saya delman pernah dilarang beredar di area sekitar Monas. Daerah Sarinah itu, kan, enggak terlalu jauh dari Monas.


            Saya memotret beberapa delman yang saya temui. Ada yang sedang berjalan, ada juga yang sedang parkir di pojok jalan menunggu penumpang. Sambil menyantap soto, saya mengamati delman-delman itu. Saya bertanya-tanya sendiri, kuda-kuda itu sehari-harinya ada di mana? Tentunya di tempat yang cukup jauh dari pusat kota. Pasti mereka datang ke tempat ini dengan berjalan kaki.
            Esoknya, saya membaca kabar tentang seekor kuda yang kakinya patah. Kuda itu adalah penarik delman yang mangkal di sekitar Sarinah. Saya langsung tersentak. Mungkin saja itu salah satu kuda yang saya lihat kemarin. Saya langsung membaca tautan berita tentang kuda itu untuk mencari tahu tentang nasibnya.
            Kuda yang kakinya patah itu ditolong oleh seorang dokter hewan. Namun, pertolongan itu tidak terlalu memadai karena seharusnya ada beberapa tindakan yang tidak dapat dilakukan karena keterbatasan. Salah satunya karena keterbatasan peralatan pada saat itu. Pemilik kuda akhirnya memutuskan untuk membawa pulang kudanya menggunakan mobil. Kuda yang kakinya patah ini rencananya akan dikirim ke tempat jagal untuk disembelih.
            Beberapa orang pecinta binatang kemudian mengumpulkan uang untuk menebus kuda ini supaya tidak disembelih. Kuda malang itu memang tidak disembelih, namun tetap menghadapi kematiannya di hari yang sama. Kuda itu disuntik mati. Konon kabarnya, mati dengan cara ini tidak terlalu menyakitkan bagi di kuda.
Kematian kuda delman ini menjadi perbincangan tersendiri di media maya, terkait dengan wacana mengembalikan delman ke daerah Monas. Banyak yang mencela kebijakan yang dianggap tanpa pertimbangan itu. Ada juga yang menganggapnya hanya sebagai perlawanan atas kebijakan pejabat sebelumnya.
Saya sendiri tidak setuju apabila delman kembali beroperasi di kota sebesar Jakarta. Apalagi apabila lalu lintasnya masih seperti sekarang ini. Ada sangat banyak kendaraan bermotor di jalanan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan kuda maupun penumpang delmannya. Lain halnya apabila tidak banyak kendaraan di Jakarta. Delman tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Semacam sarana untuk piknik gitu, deh. {ST}

Minggu, 05 Februari 2017

Kereta Pindahan




            Melihat bentuk kereta yang ditarik kuda itu, saya langsung teringat pada film-film ber-setting Amerika beberapa abad yang lalu. Zamannya para cowboy berjaya. Film-film jenis ini adalah kesukaan ibu saya. Tak heran jika saya cukup sering menontonnya. Ibu saya adalah penguasa remote TV di rumah kami.
            Kereta yang ada di tempat ini memang dibuat untuk melengkapi nuansa cowboy di tempat ini. De Ranch, tempat wisata di Lembang itu memang dibuat bernuansa cowboy, mulai dari bangunannya, menu makanannya, gaya dandan orangnya, sampai juga fasilitas hiburannya termasuk kereta ini.
Kereta ini menjadi salah satu wahana yang boleh dinaiki oleh pengunjung, tentunya dengan membayar tiket. Saat itu saya tidak sempat menaikinya karena tidak sempat. Saya hanya sempat memotretnya. Selain yang saya potret ini, ada juga kereta yang hanya digunakan sebagai pajangan.
Melihat kembali kereta ini, saya jadi teringat pada imajinasi saya saat kecil dulu. Inspirasi itu sepertinya datang dari film yang saya tonton waktu kecil dulu. Saya tidak ingat film apa. Dalam film itu dikisahkan ada sebuah keluarga yang tinggal di kereta itu. Mereka pindah dari tempat tinggal lamanya dan mencari tempat tinggal yang baru. Saya juga tidak ingat mereka sebelumnya tinggal di mana dan akan menuju ke mana. Saya hanya ingat keluarga itu tinggal di kereta. Menurut saya, itu adalah sesuatu yang keren. Saya dulu membayangkan pernah tinggal di kereta seperti itu. Ya, kereta itu yang menjadi rumah saya. Saat mau bermain tinggal lari keluar, kemudian masuk ke kereta saat mau tidur. Makan tidak harus dilakukan di dalam “rumah”, boleh di mana saja yang saya suka.
Ingatan masa kecil itu membangkitkan kembali imajinasi saya. Sepertinya kereta seperti ini akan menjadi bagian dari cerita karangan saya. Entah bagaimana cerita itu jadinya kelak, masih belum terpikirkan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini