Salah satu acara yang direncanakan oleh Panitia Natal GKI
Kwitang adalah mengadakan caroling ke rumah-rumah singgah untuk pengidap
kanker. Rumah-rumah singgah ini diperuntukkan bagi pasien kanker rawat jalan
yang memerlukan tempat tinggal.
Hari Sabtu, 8 Desember 2012, saya berkesempatan untuk
ikut caroling bersama dengan rekan-rekan saya dari Komisi Pemuda. Mereka
berkunjung ke rumah singgah yang dikelola oleh CISC. Kami mengunjungi rumah
singgah di Talang Ujung dan Paseban.
Cancer Information
Support Centre (CISC) adalah organisasi nirlaba yang berkonsentrasi pada
pengobatan kanker di Indonesia. Organisasi yang sudah berdiri selama 9 tahun
ini dikelola oleh Ibu Mega dan teman-temannya.
Ibu Mega, ternyata juga pernah terkena kanker. Tidak
hanya sekali, tapi 2 kali. Kanker colon
yang pertama, disusul dengan kanker paru-paru. Peristiwa yang bisa dianggap
sebagai musibah bagi sebagian orang ini, ternyata di mata Bu Mega, dipandang
sebagai berkat, bahkan berkat ganda. Dengan kanker yang menghinggapinya, Bu
Mega menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Kanker yang pernah bersarang di tubuhnya
itulah yang membuatnya makin peduli pada sesamanya, terutama yang terkena kanker.
Rumah singgah di Talang Ujung dan Paseban ini
diperuntukkan bagi pasien kanker yang berobat ke rumah sakit di sekitar daerah itu,
antara lain RSCM dan RS St. Carolus. Cukup banyak pasien yang berasal dari luar
Jakarta. Rumah ini menjadi tempat tinggal bagi pengidap kanker dan keluarganya
selama masa pengobatan rawat jalan.
Berkumpul dengan sesama yang mengalami nasib yang sama
juga adalah sarana untuk memotivasi pengidap kanker yang sering merasa lelah
dan terpuruk. Menghuni rumah yang sama dengan kondisi yang hampir sama membuat
penghuninya menjadi sebuah keluarga besar.
Dokter yang sering kali terlau sibuk, tidak dapat
memberikan perhatian lebih pada masing-masing pasien. Di rumah singgah ini,
tidak hanya disediakan tempat tinggal dan makanan, tapi juga bantuan lainnya.
Karena keterbatasan, rumah singgah ini tidak memberikan bantuan finansial,
tetapi mereka akan memberikan bantuan untuk mencari jalan keluar dari kesulitan
tersebut.
Teman-teman dari Komisi Pemuda GKI Kwitang menyanyikan 2
lagu untuk para pasien yang ada di kedua rumah singgah tersebut, yaitu “Jangan
Menyerah” dan “Salam Bagi Sahabat”. Dengan diiringi gitar, lirik lagu ini tidak
hanya keluar dari yang datang, tapi juga dari yang didatangi. Beberapa pasien
ikut bernyanyi dan bersenandung mengikuti lagu yang memang cukup populer itu. Mereka juga datang membawa bingkisan untuk diserahkan kepada penghuni rumah singgah.
Pak Yoseph, yang berasal dari Lembatta, NTT, cukup
bersemangat untuk ikut bernyanyi. “Jangan menyerah…jangan menyerah…” terdengar
dari mulut Pak Yoseph, yang terkena kanker tenggorokan itu. Nyanyian ini
terdengar jauh lebih bermakna bagi saya ketika dinyanyikan bersama para
pengidap kanker daripada dinyanyikan oleh penyanyi aslinya. {ST}