Saya
jarang naik KRL. Selain karena memiliki Mocil yang setia, saya jarang
mengunjungi daerah yang harus diakses dengan menggunakan KRL. Tak heran kalau
saya tidak familiar dengan tata cara dan kebiasaan ber-KRL.
Suatu
kali, saya harus ke daerah Depok. Saya dan seorang teman menggunakan KRL untuk
menuju ke sana. KRL adalah salah satu akses tercepat dan termurah menuju Depok.
Karena itulah, kami memilih menggunakan moda transportasi ini dari pada yang
lain.
Ketika
sampai di stasiun, saya menggunakan kartu flazz yang saya miliki untuk masuk ke
dalam stasiun. Saya menunggu beberapa saat namun tanda petunjuk di pintu palang
tidak kunjung berubah menjadi hijau. Saya tidak bisa masuk.
“Ini
harus diaktivasi dulu,” kata seorang petugas yang datang menghampiri saya.
“Hah?
Aktivasi bagaimana?” tanya saya dengan bingung.
Situasi
kagok itu segera berakhir ketika teman saya menyodorkan kartu flazz miliknya.
Kartu berwarna biru itu berhasil menyelamatkan saya dengan membuka akses pintu
palang. Kartu flazz itu kemudian dipinjamkan ke saya untuk perjalanan
pulangnya.
Kekagokan
berikutnya ketika keluar dari stasiun. Saya tidak tahu kalau kartu yang saya
gunakan untuk masuk harus ditap saat keluar. Saya main nyelonong aja mau
membuka pintu palang. Pintu palang itu tidak bisa dilewati.
Saya
sangat bersyukur saat itu pergi bersama seorang teman. Dialah orang yang
memberi tahu saya untuk tap kartu saat keluar. Kalau tidak ada dia mungkin saya
akan terlihat seperti orang yang sedang merusak pintu palang stasiun. {ST}