Dari
jauh jembatan itu terlihat seperti jembatan biasa. Ada ribuan jembatan di dunia
ini yang menggunakan struktur baja yang mirip. Melihat letaknya, orang sudah
bisa menebak kalau jembatan itu berguna untuk menghubungkan kedua sisi sungai.
“Ini
jembatan istimewa,” kata seorang yang menemani saya di dekat jembatan itu.
“Apa istimewanya?”
tanya saya penasaran. Bagi saya jembatan itu terlihat mirip dengan
jembatan-jembatan lain yang pernah saya lihat atau lalui.
“Jembatan
ini putus,” ucapnya singkat.
Tanpa
banyak berbincang lagi, kami segera menuju ke jembatan itu. Jembatan itu sepi
sekali. Hampir tidak ada orang yang melintas. Kami hanya bertemu sepasang
manusia yang sepertinya sedang memadu cinta. Kami melintasi jembatan yang di
bagian bawahnya sungai itu. Belum sampai ke ujung jembatan, mobil dihentikan.
“Wah,
ternyata benar. Jembatannya putus,” kata saya kagum.
Bagian
ujung jembatan itu tidak terhubung dengan jalan. Pada bagian ujungnya, terlihat
rawa yang luas. Rawa itu terletak jauh di bawah ujung jembatan. Tidak mungkin
ada kendaraan yang dapat melewati rawa itu kalau tidak ada struktur jalan yang
menopangnya. Jembatan itu benar-benar putus.
Saya berjalan ke
ujung jembatan itu sambil menenteng kamera saya. Saya memotret keunikan itu
berkali-kali. Jembatan ini memang unik, karena dibangun tapi tidak digunakan.
Sambil memotret pikiran saya mulai mereka-reka berapa biaya yang diperlukan
untuk membangun jembatan itu. Jembatan, yang seharusnya menghubungkan 2 buah
sungai itu, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Jembatan itu hanya menjadi
semacam monumen.
Kabarnya, putusnya
jembatan itu karena kurang koordinasi, atau kurang dana. Hmm… atau mungkin juga
kurang akhlak. Dananya dikorupsi. Jembatan itu menghubungkan 2 sisi sungai yang
juga menghubungkan 2 buah provinsi. Salah satu provinsi menjalankan proyek ini,
sementara yang lainnya tidak. Jadilah jembatan itu hanya dibuat di salah satu
provinsi saja.
Saya mengunggah foto
saya di jembatan ini pada akun media sosial saya. Namun, saya tidak menyebutkan
lokasinya. Entah mengapa, saya malu melihat jembatan itu. Malu karena bangsa saya
ini telah menyia-nyiakan seumber daya untuk membangun jembatan yang tidak ada
gunanya. Saya juga tidak menyebutkan lokasinya di blog saya ini. {ST}