Beberapa
waktu ini saya mendengar orang-orang meninggal ketika masih dalam usia
produktifnya. Bisa dikatakan mereka masih muda. Ada seorang yang dulu pernah
dekat dengan saya, bahkan lebih muda dari saya. Mereka kehilangan nyawanya
karena serangan jantung.
Serangan
jantung itu sebelumnya tidak terdeteksi. Atau sebenarnya sudah ada gejalanya tapi
mereka tidak terlalu peduli. Dari informasi yang saya baca, gejala awal
kelainan jantung itu hampir sama seperti amsuk angin. Mungkin saja gejalanya
dikira “hanya” masuk angin.
Seorang
yang dulunya pernah dekat dengan saya itu. Hmmm…sebenarnya dia mantan pacar
saya, sih. Dia adalah seorang yang cerdas dan pekerja keras. Kalo enggak kaya
gitu, mungkin kami enggak akan pernah jadian, karena saya gak naksir. Dia
meninggal karena serangan jantung.
Ada
juga orang lain yang meninggal mendadak karena serangan jantung. Padahal orang
ini masih terlihat baik-baik saja beberapa hari sebelumnya. Banyak orang yang
kaget dan menyayangkan kepergiannya.
Pekerja
keras memang sering kali tidak memedulikan keadaan tubuhnya. Namanya juga
pekerja keras, hampir segala rintangan akan coba diatasi, termasuk kelemahan
tubuh. Gejala awal yang kaya masuk angin itu bisa dimaklumi bila dianggap
sepele. Bagi seorang pekerja keras sejati, kehilangan anggota tubuh saja tidak
dianggap penghalang, apalagi cuma masuk angin.
Menurut
beberapa orang, saya adalah seorang pekerja keras. Menurut saya, sih, saya
belum bekerja sekeras yang saya bisa lakukan. Kadang-kadang timbul rasa malas
juga walaupun tujuan sudah ada di depan mata.
Seorang teman baik mengingatkan
supaya saya lebih peduli diri dan tidak terlalu keras pada diri sendiri. Kepergian
para pekerja keras yang jantungan itu membuat saya lebih awas lagi menjalani
hidup. {ST}