Lomba perahu hias. Foto: Yanuarisan Maseh |
Sebagai orang yang selalu ingat
daerah asalnya, saya memang sering menulis tentang daerah asal keluarga kami.
Kalimantan Tengah, suatu provinsi di mana kakek saya turut membangunnya, selalu
menjadi bagian dari tulisan saya. Entah itu sekedar tulisan sederhana yang
tidak terlalu berarti di blog ini, atau juga tulisan “beneran” di media nasional.
Ketika di Palangkaraya, ibu kota
Kalimantan Tengah – kota tempat saya pernah tinggal itu – diadakan sebuah
festival, tentu saja saya tertarik untuk mengetahui apa sajakah yang diadakan
pada festival itu. Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) rutin dilaksanakan setiap
bulan Mei untuk memperingati hari jadi provinsi ini. Saya mencari info di
internet dan juga menanyakan ke beberapa orang yang saya kenal.
Banyak yang Menarik
Dari situs resmi pemprov, saya
mendapatkan rundown acara. Rundown ini hampir tanpa penjelasan. Kalau
saya bukan orang Dayak yang pernah tinggal di Palangkaraya, kemungkinan akan
banyak yang tidak saya mengerti ketika membaca rundown itu. Berhubung saya bisa mengerti, saya justru tertarik akan
banyak hal yang ada di situ. Ada kegiatan besei kambe, mangenta, sepak sawut,
manyipet, karungut, dll.
Dengan sumber berita yang sangat
terbatas, saya menulis tentang besei kambe yang diadakan di Sungai Kahayan,
sungai yang mengalir melintasi Kota Palangkaraya. Sungai ini pulalah yang
menjadi sumber kehidupan para leluhur saya dulu. Pertandingan ini menarik
karena ada “kembarannya” di daratan. Pertandingan ini seperti tarik tambang.
Kedua tim yang bertanding menarik tambang ke arah yang berbeda. Bedanya, mereka
saling membelakangi dan bergerak dengan cara mendayung perahu jukungnya. Pasti
seru, ya!
Press
Release
Setelah Acara
Saya menanyakan press release atau siaran pers untuk acara ini. Saya menanyakan ke
beberapa saudara dan teman yang bekerja di lingkup pemerintahan provinsi.
Namun, saya belum berhasil mendapatkannya sampai festival berakhir. Di hari
terakhir festival, tanggal 23 Mei, saya berusaha untuk mendapatkan sumber
berita untuk artikel kecil buat anak kecil yang akan saya tulis. Saya juga
menanyakan langsung jalur pribadi (japri) kepada ebberapa orang yang saya kenal.
Saya bahkan menggunakan foto hasil jepretan seorang kenalan saya untuk
melengkapi artikel.
Press
Release yang saya tunggu baru datang berhari-hari kemudian, ketika festival
itu telah berakhir. Informasi yang tertuang di dalam release itu hampir tidak ada gunanya lagi, untuk saat ini.
Informasi itu akan ada gunanya setahun lagi, ketika Festival Budaya Isen Mulang
diadakan lagi tahun depan. Sepertinya saya harus berkunjung ke Palangkaraya
untuk melihat langsung festival ini. Sampai jumpa di Palangkaraya bulan Mei
2015. {ST}