Keluarga kami memiliki rumah di
Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah. Rumah yang terletak di pinggir jalan
besar ini sehari-harinya ditinggali oleh Papah. Kami, anak-anaknya lebih banyak
tinggal di kota yang lain. Kadang-kadang Mamah juga di sana untuk menemani
Papah.
Di bulan-bulan awal tahun 2014 ini,
Mamah jarang ke Palangkaraya. Itu disebabkan karena kesehatannya yang sempat
memburuk dan terpaksa dirawat di RS. Kami, anak-anaknya memang belum
mengijinkan dia pergi jauh sampai benar-benar sehat. Menurut dokter,
kesehatannya akan kembali pulih dan stabil kira-kira 2 bulan setelah keluar
rawat inap. Itu pun dengan kondisi tertib diet dan rutin rawat jalan.
Mamah akhirnya memutuskan untuk ke
Palangkaraya ketika mendengar Papah dijambret. Bisa dimaklumi kekhawatirannya,
apalagi orang yang biasanya tinggal di rumah kami saat itu sedang tidak ada di
rumah. Kami, yang sudah tahu kondisi Mamah sudah pulih, merelakan saja Mamah
pergi dengan membawa perbekalan obat yang cukup.
Ketika sampai di sana, kami mendengar
berita mengejutkan. Kabarnya di rumah kami itu ada hantunya. Hantunya
perempuan. Kabarnya pula, hantu itu bisa berbicara. Kehebohan soal hantu ini
makin menjadi ketika diceritakan bagaimana menyeramkannya rumah-rumah kosong
yang menjadi tetangga kami. Beberapa orang yang pernah berkunjung dan tinggal
di rumah kami itu makin menguatkan dugaan adanya hantu ini.
Cerita hantu ini berangsur-angsur
hilang sampai akhirnya saya teringat kembali ketika sedang berbincang dengan
Mamah yang baru tiba di Jakarta.
“Hantu di rumah kita gimana
kabarnya, Mah?” tanya saya dengan sedikit serius. Walaupun tidak kasat mata,
urusan hantu bukanlah sesuatu yang sering dibicarakan sambil tertawa-tawa.
“Kikikikik…,” Mamah malah tertawa
ngikik. Awalnya saya mengira apakah hantu di rumah kami itu tertawa mengikik,
atau….
“Hantunya ternyata radio hehehe…
Papahmu itu nyalakan radio tapi suaranya kecil. Jadi kaya orang bicara
samar-samar gitu,” kata Mamah memberi penjelasan.
Saya pun akhirnya tidak tahan untuk
tertawa mendengar cerita hantu radio ini. Padahal cerita hantu itu sudah cukup
membuat takut salah seorang tante saya yang memang penakut. Hihihi… {ST}