Gua Pindul terletak di Gunung Kidul,
daerah tandus yang bertanah kapur. Gua ini tidak hanya sebuah lobang berdinding
batu tanpa ujung. Gua ini terbuka di kedua ujungnya. Yang lebih menarik, ada
sungai yang mengalir di dalam gua ini. Gua yang terletak di Desa Bejiharjo,
Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul sekarang menjadi tempat wisata yang
dikelola oleh warga sekitarnya. Wisata menyusuri gua bersungai ini dikenal juga
dengan sebutan tubing.
Saya mendapat kesempatan untuk turut
menikmati gua dan sungainya ini. Bulan Desember 2013 yang lalu, seorang teman
yang baik hati mengajak saya ke sana. Tidak hanya sekedar mengajak, dia juga
nraktir, lo!
Naik Donat
Untuk menikmati keindahan gua,
pengunjung harus dilengkapi dengan peralatan keamanan. Pengelola menyediakan
rompi pelampung dan ban dalam ukuran besar. Selain itu, ada pula pemandu yang
menceritakan tentang gua ini. Tentu saja, dia juga akan memandu jalan di dalam
gua itu.
Biasanya, wisata menyusuri sungai
menggunakan kapal, perahu, gondola atau rakit. Untuk menyusuri sungai ini, yang
digunakan adalah ban dalam ukuran besar yang disediakan bersama pelampung tadi.
Bila dilihat sekilas, ban dalam ukuran besar ini mirip donat. Setiap orang
harus membawa donatnya sendiri ketika berjalan menuju mulut gua.
Bergandengan Berkelompok
Sebelum memasuki gua, pemandu akan
memberikan pengarahan kepada pengunjung. Pengunjung biasanya akan dikelompokkan
dalam 1 kelompok yang anggotanya mulai dari 5 orang sampai banyak beberapa
belas. Kalau kita datang sendiri, kita akan diminta untuk bergabung dengan
kelompok lain.
Pemandu akan meminta kita untuk
tetap berada dalam kelompok ini. Caranya adalah dengan memegang tali yang ada
di donat sebelah kita. Dengan demikian, setiap orang akan terhubung oleh 2
tangan, yaitu tangan kita sendiri dan tangan orang yang di sebelah kita. Bila
yang seorang sedang tidak memegang, misalnya karena sedang memotret, tangan
orang yang di sebelahnya akan menjaganya supaya tetap ada di dalam rombongan.
Pipi Kebendul
Menurut legenda yang dikisahkan
turun temurun, anam Gua Pindul tak lepas dari kisah Joko Singlulung yang
mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung dan sungai, Joko
Singlulung mencari di dalam gua-gua yang banyak trdapat di Bejiharjo. Saat
masuk ke salah satu gua, tanpa sengaja pipi Joko Singlulung terbentur batu.
Itulah sebabnya gua itu dinamakan Gua Pindul yang berasal kari kata pipi kebendul.
Di dalam gua ini sepanjang 350 meter
ini, kita bisa melihat stalaktit dan stalagmit. Stalaktit adalah batangan kapur
yang ujungnya meruncing ke bawah. Stalagmit sebaliknya, berdiri di dasar gua
dengan ujung meruncing ke atas. Di gua ini, ada juga stalaktit yang menyatu
dengan stalagmit, membentuk tiang yang besar sekali. Tiang ini juga disebut
soko guru.
Selain pemadangan stalatik dan stalagmit,
di gua ini juga banyak kristal yang mengkilap bila terkena cahaya. Para pemandu
akan menunjukkannya pada kita dengan mengarahkan senternya ke tempat itu. Keren
sekali!
Gelap dan Makhluk Gelap
Gua ini terbagi menjadi 3 bagian
atau zona, yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap. Di zona terang, kita
bisa dengan mudah melihat pemandangan di dalam gua. Makin ke dalam, cahaya
makin berkurang. Di zona remang, bantuan senter sudah diperlukan untuk dapat
melihat dengan jelas.
Di zona remang dan gelap, kita tidak
senirian, ada juga makhluk-makhluk lainnya. Kelelawar, si makhluk malam, akan
menunjukkan dirinya dengan terbang ketika merasa terganggu dengan cahaya
senter. Gerakannya yang mendadak kadang-kadang mengagetkan.
Akan Kembali Lagi
Ketika berkunjung ke Gua Pindul, saya
sedang tidak fit. Entah karena mabuk perjalanan atau masuk angin, saat itu
badan saya meriang dan diiringi dengan muntah-muntah. Saya bahkan sampai muntah
beberapa kali di dalam gua. Badan saya memang menjadi sangat kedingingan ketika
harus duduk di atas donat raksasa yang basah itu.
Dengan kondisi yang seperti itu,
tentu saja saya tidak bisa menikmati sepenuhnya pemandangan Gua Pindul. Foto
yang saya ambil banyak yang blur. Hanya ada beberapa yang cukup baik. Suatu
saat nanti, saya akan kembali lagi ke tempat ini untuk menikmati keindahannya
dan mengambil foto yang lebih keren. {ST}
Bobo Online: Awas Pipi Kebendul!
Bobo Online: Awas Pipi Kebendul!