Hari Minggu, 29 November 2015 yang
lalu, GKI Kwitang agak terguncang. Bukan terguncang karena gempa, tetapi karena
pencurian di dalam gereja. Ya benar, di dalam gedung gereja.
Pencuri itu mencuri tas ransel teman
saya dengan isi-isinya. Tidak hanya itu, dia juga mencuri sepeda motor teman
saya yang kuncinya ada di dalam tas ransel itu. Pencurian ini dilakukan saat
kebaktian sudah selesai. Tas yang dicuri ada di tempat duduk gereja, di barisan
paling depan.
Pencurian ini mengundang banyak
reaksi dari banyak orang, termasuk saya sendiri. Saya dan teman-teman
menyatakan keprihatinan. Kasus ini pun segera ditangani oleh polisi tak lama
setelah dilaporkan oleh petugas keamanan. Beberapa orang petugas polisi masih
berkeliaran di lingkungan gereja ketika saya tiba di gereja sore itu.
Ada banyak pendapat dan usulan
mengenai peristiwa ini. Saya menyarankan pada teman-teman untuk lebih waspada.
Waspada bukan berarti curiga pada orang. Sebenarnya tanpa perlu adanya
peristiwa ini pun, orang sudah seharusnya waspada. Waspada dan berjaga-jaga
adalah cara hidup orang Kristen, karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan
datang. Sok alkitabiah hehehe….
Tak lama setelah pencurian itu
terjadi, beredar foto yang berasal dari CCTV. Foto itu menunjukkan bagian dalam
gereja dengan fokus pada seorang laki-laki berpakaian kaos dan sendal jepit. Orang
berkaos dan bersendal jepit itulah yang dicurigai sebagai pencuri tas. Kaos dan
sendal jepit bukanlah kostum yang umum digunakan oleh orang-orang yang datang
ke gereja pada hari Minggu.
Saya sebetulnya sangat menyayangkan
beredarnya foto ini. Lebih tepatnya foto 1 frame penuh seperti apa yang
ditampilkan oleh kamera yang terpasang. Foto ini, buat orang yang berniat baik,
bisa jadi sebagai pengingat untuk bertambah waspada. Lain halnya bila niatnya
memang tidak baik. Foto ini menunjukkan kelemahan yang bisa dijadikan peluang.
Foto ini menunjukkan bagian mana saja yang tidak terpantau oleh kamera, blank
spot.
Untuk foto sang “pencuri”, saya
setuju saya bila disebarkan supaya orang waspada. Nah, di foto yang cuma 1 itu
sebenarnya tidak ada bukti kalau orang itu bersalah. Saat itu dia sedang
berdiri menghadap ke depan. Tasnya yang menjadi target pencurian tergeletak di
kursi panjang. Pencurian belum terjadi. Saat itu, statusnya adalah calon
pencuri, belum pencuri.
Ribut dan marah tidak menyelesaikan
masalah. Itu sebabnya saya tetap “keep calm” ketika berhadapan dengan
orang-orang yang menghadapi pencurian ini dengan emosi tinggi. Saya berharap
semoga pencurinya ditemukan dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya
juga berharap teman saya yang kehilangan mendapatkan pengganti yang hilang.
Atau paling tidak mendapatkan pelajaran yang berharga untuk kehidupan mereka
kelak. {ST}