Sesosok elang di Taman Burung TMII
menarik perhatian saya. Elang ini, walaupun saya yakin jarang melihatnya,
rasanya kok familiar, ya? Saya pun memotretnya berkali-kali. Fotonya menjadi
bagian dari koleksi foto saya yang sebagian saya muat di blog ini. Lihat: Taman Burung di TMII
Sosok elang yang gagah memang
membuat banyak orang kagum. Sepanjang sejarah manusia, banyak sekali simbol
ataupun cerita yang terisnpirasi oleh elang, rajawali, ataupun burung-burung
yang terlihat gagah lainnya. Elang bondol yang berkepala botak ini pun
demikian. Elang ini adalah maskot Kota Jakarta. Elang ini juga menjadi
inspirasi bagi lambang negara Amerika Serikat.
Mungkin
itulah yang membuat saya familiar dengan sosok elang ini. Elang ini tergambar
pada bus Transjakarta yang sering saya lihat. Pada sisi samping bus tergambar
elang ini sedang menyambar salak. Elang bondol dan salak condet adalah maskot
kota yang saya tinggali ini.
Elang bondol
tinggal di pesisir pantai. Sebenarnya, elang bondol tidak hanya tinggal di
sekitar Jakarta. Elang seperti ini ada di seluruh dunia. Hampir semua kepulauan
Indonesia juga menjadi tempat tinggal bagi elang jenis ini. Namun, hanya
Jakarta yang menjadikannya maskot. Ironisnya, sekarang ini elang bondol sudah
tidak banyak lagi di Jakarta. Daerah pantai yang sudah dihuni oleh manusia
membuat elang bondol terusir. Habitat elang bondol yang terdekat adalah di
Kepulauan Seribu. Masih termasuk provinsi DKI Jakarta juga, sih.
Elang bondol
juga ada di India. Di negeri yang menghasilkan banyak mitos dan legenda ini
elang bondol menjadi inspirasi burung garuda, tunggangan Dewa Wisnu. Di
Indonesia, burung garuda yang menjadi lambang negara lebih terinspirasi oleh
kerabatnya, elang jawa. Cerita tentang elang jawa akan saya tuliskan dalam
tulisan yang lain. {ST}