Garuda tunggangan Dewa Wisnu
mendapatkan inspirasinya dari elang bondol. Garuda lambang negara Republik
Indonesia inspirasinya didapat dari elang yang ini, elang jawa. Seperti
namanya, elang berwarna coklat ini memang tinggal di Jawa. Elang bernama latin Nisaetus bartelsi ini adalah satwa endemik Pulau Jawa.
Ketika berkunjung ke
Taman Burung di TMII, saya tertarik dengan sosoknya. Saat itu, saya lebih dulu
melihat tulisan di kandangnya. Sosoknya sendiri hampir tidak terlihat. Setelah
mengamati lebih teliti, barulah terlihat kalau elang itu sedang bertengger di
sebuah ranting yang agak gelap. Tempatnya bertengger agak susah terpantau oleh
pandangan mata maupun jangkauan kamera saya. Hanya foto inilah yang saya
hasilkan dari jepretan kamera saya yang menurut saya cukup canggih itu. Fotonya
buram dan enggak jelas. Elang itu pun terlihat lemas. Kasian, deh!
Kesulitan memotret
sosoknya membuat saya makin penasaran dengan elang yang menginspirasi lambang
negara RI ini. Saya pun mencarinya di internet. Alangkah kagetnya saya karena
elang jawa ternyata terancam punah. Jumlahnya di dunia ini, dalam pantauan
tahun 1992, hanya ada 700 ekor.
Burung ini semakin
langka karena tempat tinggalnya semakin berkurang. Pulau Jawa, yang menjadi
tempat tinggal elang ini, adalah pulau yang paling padat penduduk manusianya di
Indonesia. Selain itu, elang ini tidak terlalu cepat berkembang biak. Seekor
elang jawa betina hanya bertelur sekali setiap 2 tahun. Itu pun hanya bertelur
sebutir. Setelah menetas, anak elang jawa harus melewati perjuangan sangat
berat untuk hidup. Masih ditambah pula dengan orang-orang yang memburu burung
bersosok gagah ini.
Dalam informasi yang
saya baca, jumlah elang ini makin lama makin berkurang. Bila tidak dilakukan
konservasi, maka elang jawa akan punah pada tahun 2025. Itu artinya sekitar 10
tahun lagi. Bayangkan saja kalau burung yang menjadi inspirasi lambang negara
kita punah, apa enggak aneh ya, lambang negara tapi enggak ada fisiknya. Untuk
para penganut teori konspirasi, ilmu gaib, dan kepercayaan lain yang
berdasarkan pada mitos, kepunahannya pasti diartikan macam-macam.
Saya bersyukur
ternyata masih ada beberapa pihak yang cukup peduli melestarikannya. Ada
perusahaan yang salah satu program CSR-nya adalah melestarikan elang jawa.
Semoga saja populasinya bertambah dan elang jawa tidak punah. Kalau sampai
punah, negara kita bisa disamakan dengan negara yang berlambang dinosaurus,
makhluk yang sudah punah. {ST}