Ana

Tampilkan postingan dengan label Dunia Jualan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Jualan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Juli 2019

Jual Majalah Dekat Bakmi Babat




            Di Jalan Kramat Raya ada penjual bakmi babat yang terkenal. Terkenal dalam lingkungan keluarga kami maksudnya he he he… Bakmi babat ini dimasak dengan bahan makanan yang termasuk haram untuk beberapa kalangan. Namun, bukan itu yang akan saya bahas dalam tulisan ini.

            Di dekat tempat makan ini, ada lapak majalah. Beberapa tahun yang lalu, lapak majalah adalah hal yang lumrah di berbagai sudut kota Jakarta. Akan tetapi, sekarang ini jumlah lapak majalah makin langka. Banyak yang beralih profesi karena turunnya penjualan media cetak. Nah, lapak majalah di dekat tempat jual bakmi babat itu masih ada sampai tahun 2019 ini.

            Keunikan lapak majalah itu bukan hanya karena masih ada sampai tahun ini, tetapi karena letaknya. Lapak yang berada di samping kedai itu menghadap ke bagian dalam. Jadi, target utamanya memang para pengunjung kedai. Ada teralis yang membatasi lapak itu dengan kedai.

            Sebagai seorang yang berkarya di media, saya sangat senang melihat lapak yang menjual majalah itu. Apalagi kebanyakan majalah yang dijual di situ adalah majalah anak tempat saya numpang berkarya. Saat saya amati, ada beberapa edisi yang sudah lama. Biasanya untuk terbitan berkala seperti majalah, edisi lama sudah tidak lagi terlihat di situ.

            Saya akhirnya memutuskan untuk membeli beberapa majalah dan buku TTS di lapak itu. Untuk melakukan transaksi, saya harus memanggil-manggil penjualnya dulu. Penjualnya sedang beralis profesi sebagai tukang parkir. Semoga saja lapak majalah ini tetap terus ada dan tetap ada pembelinya. {ST}

Selasa, 07 Mei 2019

Ikut Bazar di Pelataran Mal




            Adik saya baru saja memulai bisnis makanan. Makanan yang dimasak di dapur rumah kami itu dapat diorder secara online menggunakan Gofood. Ia juga mencoba menjualnya pada bazar khusus makanan yang diadakan di pelataran mal. Mal ini juga terhubung dengan apartemen dengan beberapa tower.
            Sebagai kakak yang baik, saya juga ikut membantu adik saya ini. Saya menyebarkan informasi tentang bazar itu kepada hampir semua kenalan saya. Saya juga membantu menjadi counternya. Selain menjaga, saya juga menawarkan dagangannya pada pengunjung yang lewat.
            Saya sudah pernah mengikuti bazar beberapa waktu yang lalu. Saat itu saya menjual kerajinan khas Kalimantan. Dengan adanya pengalaman itu, saya merasa lebih berpengalaman dibandingkan adik saya he he he… Ternyata menjual kerajinan dan makanan itu berbeda banget, lo.
            Memang ada beberapa hal yang sama, seperti loading barang, cara display, jam operasi, dan juga cara menutup counter di malam hari. Namun, menjual makanan ternyata lebih banyak masalahnya. Makanan perlu penanganan khusus supaya tidak rusak. Untuk makanan yang dijual oleh adik saya, perlu alat pemanas dan juga alat pendingin. {ST}

Jumat, 11 Januari 2019

Buah Ceplukan di Supermarket


            Buah ceplukan menjadi bagian dari masa kecil saya yang menyenangkan. Buah kecil ini tumbuh liar di sekitar tempat tinggal saya di Palangkaraya. Buah ini terbungkus lapisan seperti daun. Untuk memakan isinya, kita perlu merobek bungkusnya dulu. Buah kecil ini rasanya manis asam. Hmm… atau asam manis, ya? Banyakan asamnya, sih.
            Setelah pindah ke Jakarta, saya hidup di tengah-tengah kota besar ini. Saya tidak pernah lagi menemukan buah ceplukan. Kalau temannya, si buah kemot, masih ada terlihat tumbuh liar. Buah ini kemudian menghilang dari kehidupan saya sampai akhirnya saya melihatnya lagi di sebuah supermarket.
            Buah ceplukan yang dijual di supermarket itu dikemas dalam kotak plastik dan dipajang di rak pendingin. Harganya lumayan mahal juga, mirip-mirip dengan harga buah anggur dan kiwi yang dipajang di dekatnya. Jumlah pajangannya pun banyak. Sepertinya buah ini dipajang di sini karena memang ada potensi pembelinya.
            Saat melihat buah itu, saya berpikir kalau buah itu dijual sebagai pelipur kenangan. Tentunya banyak orang dewasa, yang sekarang sudah mapan, ingin mengenang masa kecilnya yang menyenangkan. Ternyata tidak hanya itu, lo. Buah kecil ini diyakini memiliki banyak khasiat. Kalau dilihat dari beberapa situs internet, khasiatnya banyak sekali. Agak mirip seperti buah merah gitu, lah. Satu macam buah khasiatnya banyak sekali.
            Salah satu khasiatnya (yang paling masuk akal) adalah sebagai antioksidan dan sumber vitamin C. Paling masuk akal karena rasanya yang asam, mirip dengan sumber vitamin C lainnya. Kapan-kapan saya akan membelinya. Selain untuk mengenang masa kecil, juga supaya kulit halus dan mulus. {ST}

Senin, 31 Desember 2018

Harga Coretnya Lebih Murah




            Metode harga coret sering dilakukan oleh para penjual. Harga coret maksudnya dengan menampilkan harga yang dicoret, kemudian ada harga pengganti yang biasanya lebih murah. Biasanya informasinya disertai juga dengan perode tertentu. Metode ini untuk menarik perhatian pembeli supaya tertarik membeli selagi harganya murah.
            Metode harga coret di perusahaan retail menjadi sesuatu yang serius, lo. Ada petugas khusus yang mengerjakannya. Harga yang tertera pun menjadi perhatian bagi para manajer yang bertugas. Harga coret itu kadang-kadang menjadi hal pertama yang berhubungan dengan pelanggan. Sebagai alumni perusahaan retail, saya masih memiliki kebiasaan mengamati harga coret di toko yang saya kunjungi.
            Di akhir tahun 2018, saya mengunjungi toko besar yang menjual aneka barang. Di tempat ini  ada banyak barang-barang promosi yang dijual dengan harga coret. Ada satu yang menarik perhatian saya. Harga coretnya lebih murah daripada harga jualnya. Menarik perhatian belum tentu banyak pembelinya. Saya, sih, sudah pasti tidak tertarik membelinya. {ST}

Selasa, 03 April 2018

Jajaran Cabe Dalam Kemasan di Supermarket




            Cabai atau yang lebih akrab disebut cabe adalah salah satu komoditi yang selalu ada di pasar-pasar Indonesia. Bumbu makanan ini sering menjadi menu makanan rakyat Indonesia, termasuk keluarga kami.
            Selain membeli di gerobak belanja dan pasar tradisional, kami juga membelinya di supermarket. Cabe yang dijual di supermarket biasanya sudah dikemas dalam kemasan yang dapat terlihat isinya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini