Tua itu pasti, dewasa adalah pilihan. Hal ini selalu terngiang-ngiang
dalam ingatan saya, karena saya sering melihat kebenarannya di sekitar saya.
Bahkan, kadang-kadang terjadi dalam kehidupan saya sendiri.
Cukup sering
saya bertemu orang-orang yang berusia cukup tua namun bersikap dan berpikir
tidak dewasa. Salah satu sikap paling tidak dewasa adalah menyalahkan orang
lain. Yang lebih parah lagi, adalah menyalahkan benda mati.
Bila anak kecil menabrak tembok, maka kemungkinan ia akan
menyalahkan temboknya.
“Kok, temboknya ada di situ?” begitu
kira-kira yang ada di pikiran anak-anak kecil yang memang belum memiliki banyak
pengalaman dan otaknya juga berlum berkembang dengan baik.
Suatu kali, saya merasa sangat gemas
ketika bertemu dengan orang-orang yang berusia dewasa, bahkan cukup tua tapi
tidak bersikap dewasa. Bukannya menggunakan akal budi untuk belajar dari
kesalahan dan menjadikan keadaan lebih baik, malah sibuk menyalah-nyalahkan
sampai mulutnya monyong-monyong. Sangat kekanakan.
Sebagai orang dewasa yang sudah lama
hidup di dunia, mestinya mereka juga tahu kalau omelan yang hanya bisa
menyalahkan itu tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Sepertinya saya
juga sedang bersikap kekanakan. Omelan yang saya tulisan di blog ini saat ini
lewat tulisan ini, kan, juga tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Atau
mungkin membuat pembacanya jadi orang dewasa yang lebih baik? {ST}