Sudah
bukan rahasia lagi kalau kebanyakan anggota DPR RI tukang bolos. Makin lama,
bolos persidangan dianggap biasa saja. Mereka yang dipilih oleh rakyat dengan
biaya super banyak alias super mahal itu ada yang merasa tidak bersalah bila
tidak melaksanakan tugasnya.
Salah
satu tugas anggota DPR yang paling gampang adalah mengikuti persidangan.
Caranya mudah, kok, tinggal menghadirkan diri di ruang sidang. Tidak lupa
mengisi daftar hadirnya dulu. Ada beberapa sidang yang dibagi menjadi beberapa dalam komisi. Ada juga
sidang paripurna yang (seharusnya) dihadiri oleh semua anggota DPR.
Tanpa
sengaja saya melihat tayangan berita tentang sidang paripurna. Saya sangat
kaget melihatnya. Sidang paripurna itu nyaris kosong melompong. Orang-orang
yang hadir hanya sedikit sekali. Media yang meliput kemudian mewawancarai salah
seorang anggota DPR untuk menanyakan pendapatnya.
Anggota DPR ini mengatakan wajar saja
bila anggota DPR tidak hadir di ruang sidang, yang penting sudah mengisi daftar
hadir dan hadir bila diperlukan pendapatnya. Astaganaga… Entah orang ini memang
tidak cerdas, atau dia mencoba memutarbalikkan fakta. Yang jelas, tidak ada
seorang pun yang akan mau memilih wakil rakyat yang seperti ini. Saya yakin
sekali orang yang telah memilihnya dengan tulus, tanpa embel-embel sogokan,
akan menyesal.
Saya tidak bisa menyebutkan nama
orang itu di blog ini karena saya lupa namanya. Ngapain juga mengingat nama
orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri tapi ngakunya wakil rakyat? Lagian
nanti blog saya akan menjadi kotor oleh nama-nama oknum yang tidak bertanggung
jawab seperti itu. Hiii…. Jijay.
Rasa mangkel dan dongkol melihat
berita itu dan bapak pejabat tak bertanggung jawab itu agak berkurang karena
masih ada beberapa orang yang hadir. Walaupun mungkin ada juga yang tertidur
karena kesepian gak punya teman, namun kehadiran mereka masih membuktikan kalau
dewan perwakilan rakyat itu masih ada. Enggak cuma kursi berharga mahal tapi
enggak ada yang menduduki.
Saya sebenarnya dengan senang hati
menghiasi blog saya dengan nama mereka, para anggota dewan yang menghadiri
persidangan itu. Namun, di berita itu, mereka seakan-akan tanpa nama. Yang
diberitakan habis-habisan adalah orang-orang yang tidak hadir, si tukang bolos
itu. Yeah, memang begitulah media kita. Selalu getol memberitakan hal-hal
enggak baik dan segala sensasinya. Yang berbuat benar dan baik diam-diam saja
tanpa pemberitaan dan penghargaan. Semoga saja mereka tetap setia mengikuti
semua persidangan di tempat mereka mendapatkan mandat rakyat itu. {ST}